UAJY TEGASKAN PROF DIBYO MENINGGAL KARENA PENYAKIT JANTUNG

id


Yogyakarta, 27/1 (ANTARA) - Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menegaskan, Rektor Prof Dibyo Prabowo meninggal karena penyakit jantung dan bukan bunuh diri terkait hilangnya uang Rp16,6 miliar yang diinvestasikan di PT Antaboga Sekuritas, Bank Century.

"Kami menegaskan bahwa rektor kami bukan meninggal karena bunuh diri seperti yang diberitakan dalam sebuah situs warta digital, tetapi beliau meninggal karena penyakit jantung setelah dirawat di RS Panti Rapih Yogyakarta selama 10 hari. Beliau meninggal pada 19 Agustus 2009," kata Rektor UAJY Agus Margono di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, jika meninggalnya Prof Dibyo dihubungkan dengan kasus Bank Century, hal tersebut tidak tepat karena pihak rektorat sama sekali tidak bertanggung jawab terhadap hilangnya uang tersebut.

"Pihak yang bertanggung jawab terhadap uang tersebut adalah yayasan karena yayasan yang menginvestasikan uang tersebut di Bank Century," lanjutnya.

Agus bahkan menyatakan, dengan disebutkannya kerugian Yayasan Slamet Riyadi Yogyakarta (YSRY) yang mengelola uang untuk UAJY justru menguntungkan perguruan tinggi karena akan membuka mata pemerintah untuk turut membantu menyelesaikan masalah kehilangan uang tersebut.

"Selama ini, belum ada perhatian dari pemerintah bahwa ada yayasan yang menaungi sebuah lembaga pendidikan yang juga dirugikan Bank Century," katanya.

Yayasan, lanjut dia, tetap akan melakukan upaya terbaik agar dana tersebut bisa kembali karena dana tersebut ditujukan sebagai dana abadi yayasan yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila universitas mengalami masalah. "Apalagi sekarang, persaingan antara universitas semakin tinggi," katanya.

Ia menyatakan, sebelum diinvestasikan di PT Antaboga Sekuritas, dana tersebut disimpan dalam bentuk deposito di Bank CIC. "Tetapi yayasan diminta oleh pihak bank agar mengalihkan dananya ke PT Antaboga, dan alasan serta prosesnya hanya diketahui yayasan serta pihak bank," katanya.

Namun demikian, ia menegaskan, kehilangan uang yang cukup besar tersebut tidak akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kampus dan fasilitas untuk mahasiswa.

Begitu pula dengan pembayaran gaji dosen serta karyawan UAJY tidak akan mengalami hambatan karena seluruh kegiatan operasional di universitas dibiayai oleh SPP mahasiswa dan sebagian sumbangan pembangunan dari mahasiswa baru.

"Sebagian sumbangan pembangunan mahasiswa baru juga masuk yayasan ditambah donasi lain. Tetapi uang tersebut dikelola secara transparan," katanya. (*)