Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan saat ini pulau Timor telah terserang virus African Swine Fever (ASF) yang kemungkinan masuk dari Timor Leste dan telah menewaskan ratusan ekor ternak babi.
"Hasil pemeriksaan laboratorium sudah terkonfirmasi bahwa positif ASF di Kabupaten Belu dan ini tentu berdampak pada seluruh wilayah di Pulau Timor," kata Asisten II Setda Nusa Tenggara Timur Semuel Rebo kepada Antara di Kupang, Selasa.
Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan seputar virus aneh yang menyerang ternak babi milik petani di Pulau Timor saat ini dan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap contoh daging babi di Medan.
Menurut dia, pemerintah baru mendapat hasil laboratorium dari Medan dan menyatakan bahwa virus yang menyerang ternak babi saat ini adalah virus ASF.
Dia juga mengimbau peternak babi jika melihat gejala aneh, dimana ternak sudah tidak makan, maka segera dipotong untuk dipasarkan.
Langkah ini untuk menghindari kerugian yang lebih besar pada petani peternak, kata mantan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT itu.
Mengenai penanganan, dia mengatakan dalam hubungan dengan virus ini, pemerintah segera menggelar rapat dengan instansi terkait, untuk mengambil langkah-langkah penanganan.
"Sementara itu dulu, karena kami sudah mengundang instansi terkait untuk menggelar rapat pagi ini, Selasa, untuk membahas masalah ini dan langkah penanganan. Hasil rapat koordinasi ini akan disampaikan untuk dipublikasikan," kata Semuel Rebo. *
Berita Terkait
500.000 ternak babi mati akibat virus ASF di NTT
Selasa, 7 Februari 2023 14:06
Puluhan ekor babi di Kupang mati diduga kena virus ASF
Sabtu, 21 Januari 2023 20:48
Ternak diberi pakan darah babi tidak boleh disertifikasi halal
Jumat, 31 Mei 2024 6:55
Dinas Peternakan Nagekeo perketat ternak cegah ASF
Minggu, 5 Maret 2023 17:33
Karantina Balipapan cegah masuk 26 hewan ternak babi tanpa sertifikat
Kamis, 1 Desember 2022 5:23
Kementan menemukan 888 babi mati di Bali dalam satu bulan terakhir
Selasa, 11 Februari 2020 16:21
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37