Mataram (ANTARA) - Warga lingkungan Sakura Gomong, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menciptakan layanan pengamanan COVID-19 dengan mekanisme scan barcode untuk memastikan bahwa seluruh warga lingkungan itu aman dari sebaran virus mematikan tersebut.
Pelaksana sistem protokoler COVID-19, Dedy Aryo di Mataram, Senin mengatakan sistem barcode bernama Protocoler Disaster Covid-19 yang diciptakan oleh Lalu Irvan pemuda Sakura ini, mulai diterapkan pada jam malam sebagaimana aturan karantina wilayah dari Surat Edaran Wali Kota Mataram.
Dengan cara ini, pendataan warga yang masuk maupun keluar lingkungan pada waktu karantina tersebut akan mudah diketahui. Sistem ini juga akan memberikan data lengkap terkait pengawasan isolasi mandiri, bagi warga yang di tetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).
"Masyarakat asli maupun pendatang tinggal scan barcode tersebut. Nanti ada form pertanyaan yang kami ajukan dan harus dijawab oleh yang bersangkutan," ujarnya.
Baca juga: Dusun di Lombok Tengah terapkan "lockdown" antisipasi COVID-19
Dedy mengatakan bahwa dalam sistem ini terdapat beberapa pertanyaan yang harus di jawab oleh warga. Salah satunya adalah tentang aktivitas perjalanan yang dilakukan dalam 14 hari terakhir. Bila dijawab "IYA", sistem langsung memberikan informasi kepada tim pelaksana dan terkoneksi dengan data ditingkat Lingkungan, Lurah hingga Puskesmas yang tergabung dalam gugus tugas penanganan COVID-19.
"Sebagai contoh, kemarin ada salah satu warga yang datang dari Jogja, kami koordinasikan dan komunikasikan dengan pihak keluarga. Alhamdulillah pihak keluarga mengerti situasinya, dan sudah menyiapkan ruang karantina mandiri yang langsung kami semprot disinfektan," ungkap Dedy.
Salah seorang pemuda setempat, Januar Kurniawan juga menjelaskan, bahwa giat ini terus disosialisasikan ke masyarakat, termasuk mekanisme satu pintu masuk dan keluar wilayah Gomong Sakura.
Menurutnya, seiring penerapannya, sistem ini akan terus di upgrade. Bahkan, para pemuda ini juga berencana akan membangun "Big Data" warga, yang akan dipergunakan untuk kemudahan Kepala Lingkungan memantau wilayahnya.
"Alhamdulillah respon warga cukup positif. Berdasarkan pantauan kami di data base, sudah banyak yang mengisi form online tersebut hingga membuat mudah pemantauan mobilitas warga," katanya.