Mataram (ANTARA) - Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui serangkaian transaksi pembelian gabah kering panen (GKP) dari 18 kelompok tani (poktan) dengan total volume mencapai 112 ton dan nilai transaksi sebesar Rp728 juta.
"Kegiatan ini merupakan upaya untuk mendongkrak produksi lokal serta meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah strategis NTB," kata Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Sri Muniati.
Ia menyebutkan,pembelian gabah tersebut dilakukan di sejumlah wilayah strategis. Di Kabupaten Lombok Tengah, tepatnya di Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, sembilan poktan berhasil menyerap sekitar 25 ton GKP.
Sementara itu, Kota Mataram di Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, melibatkan dua poktan dengan total serapan mencapai 14 ton. Di Kabupaten Lombok Barat, pembelian GKP dilakukan di Desa Rumak, Kecamatan Kediri, di mana dua poktan diproyeksikan menyerap sebanyak 10 ton.
Baca juga: Bulog NTB diminta optimalkan serapan agar tak lagi impor beras
Tak berhenti di situ, transaksi juga menjangkau Kabupaten Lombok Timur, tepatnya di Desa Wanasaba, Kecamatan Aikmel dengan satu poktan yang menyerap 4 ton, serta Kabupaten Lombok Utara di Dusun Serimbun, Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan dengan estimasi serapan antara 1,2 hingga 2 ton.
Wilayah lainnya yang turut terlibat adalah Kabupaten Sumbawa Barat di Desa Rempe, Kecamatan Seteluk (25 ton), Kabupaten Sumbawa di Orong Pari, Kecamatan Moyo Hilir (6 ton), Kabupaten Bima di Desa Teke Palibelo (10 ton), dan Kabupaten Dompu di Monta Baru yang menyerap sekitar 16 ton GKP.
"Di Kota Bima, transaksi dilakukan dengan pola konsumsi sendiri tanpa melibatkan transaksi pembelian secara langsung," ujar Sri.
Ia mengatakan, untuk mendukung kelancaran pross transaksi dan serapan gabah, pihaknya telah menurunkan Tim Jemput Gabah yang terdiri dari 33 orang.
Selain itu, Bulog NTB menggandeng 14 mitra maklon guna memastikan setiap transaksi berjalan tepat sasaran dan sesuai dengan target.
"Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya bersama dalam mendongkrak produksi dan mendukung kesejahteraan petani local," ucapnya.
Baca juga: BPS NTB ingatkan Bulog untuk keluarkan 51 ribu ton jagung
Ia juga mengungkapkan bahwa demi kelancaran proses serapan gabah, Bulog mendorong para kelompok tani untuk terbuka terhadap sistem pembayaran non tunai melalui transfer langsung ke rekening kelompok.
Namun, bila kelompok tani belum siap, Bulog siap memberikan pembayaran secara tunai di lokasi panen.
Langkah inovatif itu, lanjut Sri, sejalan dengan semangat mekanisasi pertanian dan percepatan produksi yang digalakkan Kementerian Pertanian. Penggunaan teknologi serta sistem pembayaran yang bankable diharapkan dapat mempercepat proses distribusi dan memastikan bahwa gabah yang diserap memiliki kualitas terbaik dan siap untuk proses panen.
"Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, Bulog optimis dapat mempercepat proses distribusi dan memastikan gabah yang diserap adalah gabah berkualitas," katanya.
Menilik target nasional, Bulog Kanwil NTB menargetkan pengadaan gabah dan beras PSO dalam negeri tahun 2025 mencapai 180.600 ton setara beras, sebagai bagian dari upaya mencapai target nasional sebesar 3 juta ton.
Baca juga: Bulog bentuk tim pembelian gabah petani di Lombok Timur
Hingga 6 April 2025, realisasi serapan gabah telah mencapai 48.896 ton atau 258 persen dari target awal. Meski demikian, target serapan beras medium PSO broken 25 sebesar 150.264 ton masih perlu percepatan, mengingat realisasinya baru mencapai 8.654 ton.
Sri menegaskan bahwa keberhasilan serapan gabah dan beras merupakan hasil kerja keras berbagai pihak, mulai dari aparat pemerintah pusat dan daerah, tim jemput gabah, mitra maklon, TNI AD, Dinas Pertanian, hingga aparat kepolisian.
Ia juga menghimbau agar seluruh mitra pangan Bulog segera merealisasikan komitmen pengadaan beras PSO mengingat waktu yang tersisa tidak banyak.
Melalui sinergi dan kolaborasi lintas sektor, Bulog NTB terus memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional dengan memprioritaskan kesejahteraan petani lokal dan peningkatan distribusi pangan berkualitas.
Baca juga: 2.823 ton gabah petani di Lombok Timur dibeli Bulog
Baca juga: Pj Gubernur NTB minta Bulog optimalkan serap gabah dan jagung petani