Mataram (ANTARA) - Aparat Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat melakukan investigasi kasus dugaan penganiayaan yang dialami pekerja migran berinisial JA (40), asal Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, selama bekerja di Abu Dhabi.
"Terkait adanya informasi ini, sekarang kami bentuk tim untuk mulai melakukan investigasi awal," kata Kasubdit Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda NTB AKBP Ni Made Pujawati di Mataram, Senin.
Sebagai upaya pendampingan hukum terhadap pekerja migran di luar negeri, Pujawati menegaskan bahwa Polda NTB akan mengawal permasalahan ini hingga tuntas.
Bila terendus indikasi pidana, Polda NTB tidak segan mengejar pelakunya. Siapa pun yang terlibat, Pujawati memastikan semuanya akan terungkap. "Jadi mohon waktunya," ujar dia.
Sebagai langkah awal, Pujawati mengatakan bahwa pihaknya akan melihat kondisi kesehatan JA yang kabarnya masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas Jerowaru.
Menurut kabar dari Adik iparnya, Mamiq Jeki, kondisi kesehatan JA masih memprihatinkan. Selama tiga bulan bekerja di luar negeri dengan status yang katanya pekerja migran ilegal, JA kerap mendapat perlakuan tidak manusiawi dari sang majikan.
Bahkan dikabarkan JA kini mengalami patah tulang di bagian kakinya. Luka lebam dan kulit sensitif bekas siraman air panas masih dia rasakan hingga sekarang. Kondisi demikian, membuat JA harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Selama bekerja di negeri orang, JA mengaku sudah sewajarnya sebagai pembantu rumah tangga yang melayani sang majikan. Namun demikian, sepersen pun gaji tidak pernah dia nikmati.
Kini JA yang pulang dengan kondisi trauma mendalam, sangat membutuhkan perhatian pemerintah. Dia berharap pemerintah dan aparat penegak hukum, peduli dengannya. Pemenuhan hak-haknya sebagai pahlawan devisa, sangat dia harapkan.
"Jadi sekarang kami dari pihak keluarga ingin dia sembuh dulu," kata Mamiq Jeki.
JA berangkat dari Lombok ke Jakarta pada Juni lalu. Dia berangkat dengan bantuan sponsor atau tekong. Sekitar sebulan lamanya ditampung di Jakarta, JA kemudian berangkat ke Abu Dhabi.
Berita Terkait
Film dokumenter bisa mencegah PMI terjebak radikalisme
Jumat, 19 April 2024 6:45
Kepala BP2MI sebutkan barang kiriman PMI tertahan akan dikeluarkan
Selasa, 16 April 2024 17:53
BP2MI pastikan tak berlaku lagi pembatasan barang milik PMI
Selasa, 16 April 2024 17:17
Disnaker sebut 52 PMI asal Kota Mataram aman dari gempa Taiwan
Kamis, 4 April 2024 14:02
Menaker sampaikan komitmen pelindungan kepada PMI di Saudi
Minggu, 31 Maret 2024 8:38
BP2MI memastikan terus layani PMI terkendala selamaLebaran
Selasa, 26 Maret 2024 6:39
BP2MI sampaikan duka cita terkait PMI korban kapal tenggelam
Senin, 11 Maret 2024 7:02
Disnakertrans NTB ajak calon pekerja migran kuasai bahasa asing
Rabu, 6 Maret 2024 18:39