Restorasi mangrove bukti komitmen RI pada G20

id mangrove,hutan mangrove,emisi karbon,klhk

Restorasi mangrove bukti komitmen RI pada G20

Menteri LHK Siti Nurbaya saat melakukan kunjungan ke Tahura Ngurah-Rai, Bali. (ANTARA/HO-KLHK)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menekankan bahwa restorasi mangrove di berbagai wilayah merupakan komitmen kepemimpinan Indonesia pada Presidensi G20.

"Kita fokus dengan rehabilitasi pelestarian mangrove ini karena Indonesia bukan hanya ikut dalam agenda perubahan iklim, tapi kita memimpin presidensi G20, dan ini merupakan komitmen Indonesia," kata Menteri LHK Siti Nurbaya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
 

Siti menyatakan rehabilitasi mangrove merupakan salah satu fokus pembahasan dalam G20, bersamaan dengan restorasi hutan gambut, serta restorasi lahan-lahan kritis di Indonesia.

Dalam kunjungannya ke Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah-Rai, Bali pada Jumat (2/9), Siti menyebutkan luas lahan mangrove di Indonesia mencapai hingga 22,6 persen dari total keseluruhan dunia. Kehutanan mangrove dapat menyumbang bantuan terbesar pada target penurunan emisi gas rumah kaca.
 

Mangrove dapat berkontribusi sekitar 60 persen dalam pemenuhan target netral karbon atau net-zero emission. Selain itu, mangrove mempunyai kemampuan menyimpan cadangan karbon empat sampai lima kali lebih besar dari tanaman hutan di daratan.

Baca juga: Jaga Kelestarian Lingkungan, FWMO Lotim Menanam Pohon di Hutan Joben
Baca juga: Pertemuan ke-2 EDM-CSWG G20 hasilkan dokumen terkait lingkungan

Dengan demikian, semakin banyak lahan mangrove yang dibuka maka semakin membantu pengendalian iklim. Keberhasilan pengelolaan mangrove seperti di Bali, menurutnya telah memberikan gambaran pembangunan Indonesia, dengan prinsip keseimbangan pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Ia berharap semua pemangku kebijakan dan pihak-pihak terkait dapat memberikan edukasi kepada masyarakat atas pentingnya mangrove, sembari pemerintah mengajak masyarakat untuk melakukan restorasi mangrove di berbagai wilayah. Seperti di Pantai Tirang Semarang, sembilan titik di Jawa Tengah, maupun Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

"Karena memang jika mangrove ini terjaga maka keuntungannya akan kembali kepada masyarakat. Misal saja Tahura Ngurah-Rai ini, selain menjadi destinasi wisata, juga memacu pertumbuhan ekonomi lokal," kata Siti.