Panglima TNI melepas Satgas MTF Kontingen Garuda ke negara Lebanon

id Panglima TNI, Andika Perkasa, pelepasan Satgas MTF, Kontingen Garuda, Lebanon

Panglima TNI melepas Satgas MTF Kontingen Garuda ke negara Lebanon

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono saat menyapa Komandan Satgas di sela-sela pelepasan Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-N/UNIFIL TA 2022 di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1-12-2022). ANTARA/Syaiful Hakim

Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa melepas 119 personel yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-N/UNIFIL TA 2022 untuk menjalani misi perdamaian di Lebanon.
Pelepasan Satgas yang menggunakan KRI Frans Kaisiepo-368 itu berlangsung melalui upacara militer di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.
 
"Sore ini saya didampingi oleh Kasal Laksamana TNI Yudo Margono melepas Satgas MTF. MTF ini bagian dari Unifil yang beroperasi di Lebanon dan sekitarnya," kata Andika.
 
Menurut dia, pasukan MTF khusus melakukan pengamanan di daerah perairan sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Unifil.
 
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) itu mengatakan bahwa KRI Frans Kaisiepo (FKO)-368 telah beberapa kali menjalani misi perdamaian di Lebanon.
 
KRI FKO-368 merupakan salah satu KRI jenis SIGMA Corvelle Batch II yang dibangun di Vlissingen, Belanda itu sudah memulai tugasnya dalam misi MTF UNIFIL pertama kali pada tahun 2010 sebagai Satgas MTF TNI XXVIlI-B, kemudian kembali dipercaya untuk bertugas sebagai Satgas MTF TNI XXVIII-F pada tahun 2014.
 
"KRI ini sudah sesuai dengan standar NATO. KRI ini dilengkapi dengan persenjataan yang cukup memadai, yakni rudal, torpedo, dan meriam. Bahkan, dilengkapi dengan satu unit helikopter untuk membantu personel melakukan berbagai misi, baik pengintaian maupun transportasi," kata Andika.
 
 
Satgas yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh ini akan melaksanakan misi perdamaian dunia selama 1 tahun dengan memberangkatkan 119 personel terdiri atas 103 ABK, 9 crew helly, dan 7 personel pendukung (Perwira Hukum, Intelijen, Psikologi, Dokter, Penerangan, Kopaska, dan Penyelam).
 
Dengan menempuh perjalanan sejauh 6.611 Nm dan kecepatan 14 knots, KRI FKO368 akan melaksanakan perjalanan dengan rute Jakarta, Belawan, Cochin (India), Salalah (Oman), Port Said (Egypt), kemudian melewati Suez Canal, Beirut (Lebanon) dengan waktu tempuh 27 hari. Kapal itu diharapkan tiba di Lebanon pada tanggal 27 Desember 2022.
 
Selain melaksanakan tugas diplomasi militer, Satgas MTF TNI Konga XXVIII-N juga melaksanakan kegiatan lain, seperti Maritime Interdiction Operation (MIO) dengan melaksanakan pengawasan maritim di Area of Maritime Operation (AMO).

Satgas juga melaksanakan pelatihan guna meningkatkan kemampuan Lebanese Armed Force Navy (LAF-Naw) sehingga mampu menjaga wilayah laut teritorial secara mandiri, melaksanakan hailing seluruh kapal yang akan masuk/keluar perairan teritorial, melaksanakan boarding and inspection bila ada kapal asing yang dicurigai, dan bertugas melaporkan kontak udara dari luar/dalam wilayah AMO.
 
Keberangkatan Satgas MTF pada tahun ini merupakan bentuk kepercayaan pimpinan kepada prajurit Jalasena dalam mengemban misi perdamaian, baik sebagai duta TNI maupun duta bangsa, untuk memperkokoh hubungan diplomasi antara Indonesia dan negara sahabat.

Baca juga: Laksamana Yudo Margono siap lanjutkan program Jenderal Andika
Baca juga: Penunjukan Yudo Margono sebagai calon Panglima TNI oleh Presiden disambut baik DPR
 
Hal itu juga sebagai wujud implementasi perintah dari Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono untuk menjaga kepercayaan negara dan rakyat kepada TNI Angkatan Laut melalui kerja nyata yang bermanfaat bagi institusi, masyarakat, serta bangsa dan negara.
 
Sebagai komponen maritim dalam misi UNIFIL, Satgas MTF memiliki peran sentral untuk menjaga stabilitas keamanan di laut dengan melaksanakan operasi interdiksi laut guna mencegah masuknya senjata dan material secara tidak sah ke Lebanon.