Aul: Keberuntungan Datang untuk Orang Pemberani

id Beasiswa PTNNT

Aul: Keberuntungan Datang untuk Orang Pemberani

Beasiswa PTNNT diperuntukkan siswa yang berprestasi (Ist)

Lucu kalau PTNNT itu ditutup, karena selama ini perusahaan itu terbukti memberi timbal balik ke masyarakat. Tidak hanya berupa beasiswa saja, tapi bisa dilihat bagaimana pembangunan di Sumbawa Barat dulu dan sekarang
     Toowoomba, sebuah destinasi di Australia, yang senantiasa dilumuri semerbak  kembang azalea liar dan silir angin yang terhembus dari pegunungan, menjadi satu jejak kenangan yang tak pernah usang dari ingatan Aulia.
    "Hanya sekitar lima tahun saja kami tinggal di Toowoomba, setelah itu kami sekeluarga kembali lagi ke Indonesia. Tepatnya ke Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB)," kata gadis bernama lengkap Aulia Apriliani Suhubdy ini.
     Meski demikian, gadis yang sering dipanggil Aul ini menyatakan, tidak akan pernah melupakan saat-saat di mana senja menjelang dan cahaya matahari membias keemasan di pucuk-pucuk pepohonan.
     Ketika kembali ke tanah air, Aulia langsung membaur dengan kehidupan anak-anak Lombok yang masih bergelut dengan kebersahajaan, dengan senandung kidung berbahasa Sasak yang tak henti mengalun sayup-sayup di kejauhan.
     "Tinggal di mana saja, sebenarnya saya tidak menemukan masalah. Ayah selalu menyediakan buku bacaan sejak saya kecil, hingga saya tidak pernah kesepian," kata gadis berusia 17 tahun ini.
     Kedekatannya dengan bacaan, membuat Aulia mengenali berbagai jenis satwa, suku di berbagai negara, hingga  planet di luar angkasa.
     Saking terobsesinya pada planet di luar angkasa, Aulia sempat menancapkan cita-cita ingin menjadi astronot jika dirinya besar kelak.
     Bagi Aulia, tak sabar rasanya dirinya menjejakkan kaki di permukaan Mars, Merkurius, Uranus atau Saturnus. "Tapi keinginan terbesar saya adalah ingin ke bulan. Cahayanya indah sekali, bagaimana rasanya kalau mendaratkan kaki di bulan?," ujarnya.
     
                          Coba Realistis

     Seiring pertumbuhan usianya, Aulia makin menyadari kalau cita-citanya sulit digapai di negerinya. Ketika ia bersekolah di sekolah menengah atas, perlahan-lahan gadis ini mulai menyukai bidang ilmu pengetahuan sosial dan lantas terpikir untuk meneruskan kuliah di bidang ekonomi saja.
     "Saya akhirnya mencoba realistis kalau menjadi astronot itu sulit diwujudkan. Harus sekolah di luar negeri. Inilah yang membuat saya membelokkan cita-cita dari astronot, ya mungkin menjadi bankir saja nanti," tutur dia.
     Meski demikian, pembelokan cita-cita ini bagi Aulia bukanlah sebuah keterpaksaan. Dia tetap menjalani masa-masa belajar dengan asa menyala dan semangat tak terpadamkan.
     Kegigihannya belajar di sekolah, membuahkan beberapa prestasi gemilang. Tercatat, Aulia pernah mendapat beasiswa pertukaran pelajar AFS Kizuna (Jepang) dan Juara II tingkat provinsi Olimpiade Pasar Modal Bursa Efek Indonesia.
     "Saya juga pernah mewakili Provinsi NTB untuk Olimpiade Sains Nasional di Manado," ujarnya dengan sikap merendah.
     Beragam lomba yang diikuti, membuat Aulia terus mengasah kemampuan dan tak pernah berhenti memperbaiki diri, sekaligus untuk memupuk keberaniannya menghadapi setiap problema.
     "Saya memiliki prinsip: 'audentes fortuna iuvat'. Artinya, keberuntungan datang untuk orang-orang pemberani. Ini yang saya pegang," katanya dengan mimik serius.
     Keberanian ini yang mengantarkan Aulia untuk mencoba mendaftar program beasiswa Bulaeng PT Newmont Nusa Tenggara. Informasi ini didapatkan gadis ini dari sebuah media massa.
     Sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain, nilai raport harus rata-rata di atas angka delapan. Selain itu, panitia lomba mensyaratkan untuk membuat karya tulis.
     Ketika itu, Aulia membuat karya tulis perubahan sistem ekonomi kemasyarakatan terkait bidang pendidikan.  "Intinya bahwa pendidikan masyarakat akan berkesinambungan dengan perubahan sistem ekonomi, atau bahwa pendidikan itu akan menopang ekonomi kemasyarakatan. Syukur sekali, saya akhirnya dinyatakan lolos dan berhak menerima beasiswa," jelasnya.  
     Di satu sisi, urai Aulia, dirinya senang dengan beasiswa dari PTNNT untuk membiayai kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Akan tetapi, di sisi lain, dia merasa batinnya tersentak ketika mendengar wacana PTNNT akan ditutup operasional tanggal 12 Januari terkait pemberlakukan Undang Undang Minerba.
     "Lucu kalau PTNNT itu ditutup, karena selama ini perusahaan itu terbukti memberi timbal balik ke masyarakat. Tidak hanya berupa beasiswa saja, tapi bisa dilihat bagaimana pembangunan di Sumbawa Barat dulu dan sekarang," tegasnya.
     Dia menyarankan, sebaiknya PTNNT bersama-sama dengan pemerintah 'bergandengan tangan' untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
     "PTNNT itu memiliki sisi baik yang tidak sedikit, dan saya tegaskan, ini bukan soal beasiswa saja. Namun kalau realitanya beasiswa itu banyak membawa manfaat, berarti sayang sekali kalau perusahaan itu akhirnya tutup," katanya.
     
                         Beasiswa PTNNT

     Penerima beasiswa PTNNT periode III tahun ajaran 2013/2014, didasarkan tahapan seleksi pelamar (S1 dan S2) secara ketat bersama Tim Konsultan Beasiswa, meliputi verifikasi data pelamar, kelengkapan administrasi, wawancara serta penilaian terhadap penulisan karya tulis ilmiah, kemampuan bahasa international, kepribadian, komitmen, serta presentasi dan kemampuan mempertahankan karya tulis ilmiah oleh peserta.
     Tahun ini, PTNNT secara resmi membuka pendaftaran program beasiswa tahun ajaran 2013/2014. Pendaftaran akan dimulai akhir Mei ini dan ditutup pada akhir Juli 2013 untuk beasiswa Bulaeng dan Perak, sedangkan beasiswa lainnya pada akhir Agustus 2013.
     Program beasiswa 2013/2014 ini akan menerima sejumlah 558 siswa untuk lima jenis program yang diluncurkan PTNNT yaitu Beasiswa Perak, Emas, Bulaeng dan Platinum, serta program bantuan peningkatan prestasi bagi mahasiswa asal Kabupaten Sumbawa Barat.
     Jumlah ini menurun dari program beasiswa tahun ajaran 2012/2013 lalu sejumlah 975 siswa dikarenakan akan digunakannya sistem seleksi yang baru dan upaya untuk lebih meningkatkan kualitas para penerima beasiswa PTNNT.
     "Pada tahun ajaran ini penyaringan akan lebih kami perketat dengan menekankan pada kualitas para penerima beasiswa. Persyaratan nilai akan menjadi lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya. Konsekuensinya adalah penurunan jumlah penerima beasiswa tetapi besar dana bantuan akan meningkat," jelas General Manager Social Responsibility PTNNT Rachmat Makkassau.
     Perubahan besaran bantuan dana ini diberlakukan untuk semua jenis beasiswa namun khusus beasiswa Perak dan Bulaeng akan ada perubahan jumlah penerima beasiswa, lanjut Rachmat.
     Program Beasiswa Perak 2013/2014 ini, PTNNT akan menerima sejumlah 180 siswa SMP/SMA sederajat dengan persyaratan nilai rata-rata per semester minimal bernilai 8,5 dan bantuan dana berkisar antara Rp1,2 juta - Rp1,5 juta/tahun/siswa.
     Sedangkan untuk tingkat mahasiswa akan dijaring sejumlah 120 mahasiswa dengan persyaratan nilai rata-rata Indeks Prestasi sebesar 3,5 dan bantuan dana sebesar Rp4,8 juta/tahun/siswa. Sebagai perbandingan, pada periode sebelumnya, penerima Beasiswa Perak mencapai 700 siswa/tahun.
     Untuk program Beasiswa Emas masih sama dengan periode lalu yaitu setiap tahun akan menerima 20 siswa dengan nilai bantuan uang saku sebesar Rp4,8 juta/tahun/siswa. Sementara untuk Beasiswa Platinum yaitu beasiswa khusus bagi mahasiswa pascasarjana, akan dijaring sebanyak 50 calon penerima.
     Sementara itu, Beasiswa Bulaeng yang merupakan pengembangan dari Beasiswa Emas dan fokus pada program studi unggulan tertentu dengan sistim pembiayaan penuh sampai tamat kuliah, dimana pada tahun ajaran ini akan menerima dua orang penerima baru bagi mahasiswa S1.
     Program ini juga telah dikembangkan dengan membuka kesempatan bagi para mahasiswa S2 atau pun S3 sejumlah dua orang calon penerima. Sehingga total penerima beasiswa khusus Bulaeng akan menjadi delapan orang terhitung sejak awal dimulainya program ini dua tahun lalu. Selain itu, sasaran perguruan tinggi meningkat dari tujuh menjadi 11 perguruan tinggi terkemuka.
     "Dengan sistem penerimaan baru ini, akan terjaring siswa-siswi yang betul-betul berprestasi dan berkualitas. Kami berharap para penerima beasiswa PTNNT ini nantinya akan mampu berbicara di tingkat nasional dan bersaing dengan siswa atau mahasiswa dari seluruh Indonesia, bahkan di tingkat internasional," kata Rachmat. 
     
*) Penulis buku dan artikel