Selong, Lombok Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat mendorong peningkatan kinerja penurunan stunting agar sesuai dengan target nasional 14 persen pada 2024.
"Target nasional adalah 14 persen di 2024 mendatang," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur M. Juaini Taofik dalam keterangan tertulis di Selong, Sabtu.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis Kementerian Kesehatan pada 2022, angka kasus stunting di daerah itu turun dua persen menjadi 35,6 persen dari sebelumnya 37,6 persen.
Ia mengatakan penurunan angka kasus stunting di Lombok Timur itu bila dibandingkan dengan kinerja kabupaten dan kota di NTB sebagai hasil capaian yang baik.
Pemerintah daerah setempat terus melaksanakan berbagai program untuk menurunkan angka kasus stunting, seperti pemberian penambahan gizi pada bayi dan ibu hamil.
"Pemerintah daerah terus meningkatkan berbagai program untuk mendukung penurunan kasus stunting tersebut," katanya.
Ia juga berharap kepada semua OPD untuk memperkuat kolaborasi dalam meningkatkan sumber daya manusia dan menurunkan kasus stunting.
"Penurunan kasus stunting ini tanggung jawab kita bersama," katanya.
Ia juga berharap kepada pemerintah desa ikut mendukung program pemerintah dalam penurunan kasus stunting sehingga target 14 persen pada 2024 bisa tercapai.
"Pemerintah desa juga kita ajak untuk sama-sama mendukung penurunan stunting," katanya.
Berita Terkait
Stunting masih menjadi fokus utama Pemkab Lombok Timur
Sabtu, 11 November 2023 6:32
Pemkab Lombok Timur mengevaluasi penanganan kasus stunting
Selasa, 8 Agustus 2023 18:47
Kasus stunting di Lombok Timur menurun
Jumat, 26 Mei 2023 13:37
Angka kasus Stunting di Lombok Timur menurun
Selasa, 11 Januari 2022 12:25
Tingkat pengangguran terbuka NTB turun 2,73 persen di 2024
Rabu, 6 November 2024 5:29
Produk tembakau alternatif perlihatkan kerusakan gigi menurun
Selasa, 22 Oktober 2024 5:27
Pakar sosiologi sebut angka kriminalitas di NTB kian menurun
Senin, 7 Oktober 2024 17:47
Inflasi capai 0,17 persen, Ekonomi di NTB tumbuh melambat
Rabu, 2 Oktober 2024 13:16