New York (ANTARA) - Harga minyak menetap 1 persen lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), mengakhiri penurunan beruntun tiga sesi, setelah laporan bahwa Arab Saudi dan Rusia bertemu untuk membahas cara meningkatkan stabilitas pasar.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman pada bulan Mei terangkat 1,37 dolar AS atau 1,0 persen, menjadi menetap di 74,70 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menguat 74 sen atau 1,1 persen, menjadi ditutup di 68,35 dolar AS/barel.
Media pemerintah Saudi melaporkan bahwa menteri energi negara itu Pangeran Abdulaziz bin Salman dan wakil perdana menteri Rusia Alexander Novak bertemu di Ibu Kota Saudi guna membahas upaya kelompok OPEC+ untuk menjaga keseimbangan pasar.
Kedua negara tetap berkomitmen pada keputusan OPEC+ pada bulan Oktober lalu untuk memangkas target produksi sebesar dua juta barel per hari hingga akhir 2023, kata laporan tersebut. "Berita itu membangkitkan semangat di pasar, dan itu menghentikan aksi jual yang telah kita lihat selama beberapa sesi terakhir," kata John Kilduff, partner di Again Capital.
Di awal sesi pada hari Kamis (16/3), kedua kontrak turun lebih dari 1 dolar AS/barel mendekati posisi terendah 15 bulan. Pada hari Rabu (15/3), minyak mentah AS turun di bawah 70 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak 20 Desember 2021.
Harga minyak juga didukung oleh pemulihan yang lebih luas di pasar keuangan setelah Credit Suisse diselamatkan oleh regulator Swiss, dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen meyakinkan anggota parlemen bahwa sistem perbankan AS tetap sehat.
Dolar melemah pada hari Kamis (16/3), membuat minyak berdenominasi greenback lebih murah bagi pemegang mata uang asing lainnya dan meningkatkan permintaan. OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) minggu ini memperkirakan permintaan minyak yang lebih kuat, tetapi kekhawatiran kelebihan pasokan terus membebani pasar.
IEA mengatakan stok minyak komersial di negara-negara maju OECD telah mencapai level tertinggi dalam 18 bulan, sementara produksi minyak Rusia pada bulan Februari tetap mendekati level yang tercatat sebelum perang di Ukraina meskipun ada sanksi atas ekspor lintas lautnya.
Baca juga: Minyak jatuh ke terendah 3-bulan, khawatir inflasi
Baca juga: Buffer Zone terminal BBM lindungi masyarakat dari bahaya
"Sentimen pasar tetap rapuh karena investor terus mempertimbangkan perkembangan terbaru di sektor perbankan, baik di AS maupun di Eropa," kata Fiona Cincotta, Analis Pasar Keuangan Senior di City Index. Keputusan Bank Sentral Eropa untuk menaikkan suku bunga, seperti yang diharapkan, juga membebani harga minyak. Perdagangan minyak akan terus bergejolak, terutama jika bank sentral lain bertahan dengan kenaikan suku bunga, kata Craig Erlam, analis OANDA.
"Pihak berwenang mungkin telah memberikan dukungan mereka di belakang sektor perbankan sambil mengelola keruntuhan lembaga keuangan tingkat menengah di AS. Akan tetapi, para pedagang jauh dari yakin bahwa yang terburuk ada di belakang kita," kata Erlam.
Berita Terkait
Cabai rawit turun Rp3.230 jadi Rp42.270 per kg
Rabu, 9 Oktober 2024 7:54
Menteri ESDM Bahlil harap harga minyak dunia tak terkoreksi sebab berimbas ke APBN
Selasa, 8 Oktober 2024 7:11
Harga pangan hari ini, minyak goreng stabil Rp18.110 per kg
Senin, 7 Oktober 2024 8:59
Harga CPO naik dipengaruhi peningkatan permintaan dari India
Rabu, 2 Oktober 2024 18:50
Harga pangan hari ini mayoritas alami kenaikan, telur Rp29.880 per kg
Senin, 30 September 2024 8:44
Daftar harga pangan hari ini, minyak goreng Rp18.250 per liter
Kamis, 12 September 2024 8:24
Harga pangan hari ini stabil, beras premium Rp15.520 per kg
Kamis, 5 September 2024 10:13
Info!! Harga pangan Rabu ini naik, daging ayam Rp36.910 per kg dan cabai Rp50.010 per kg
Rabu, 4 September 2024 8:42