Mataram, (Antara)- Pembelian elpiji tiga kilogram bersubsidi dalam operasi pasar (OP) di Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, harus menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP), agar kegiatan OP bisa tepat sasaran.
"Aturan ini, memang sengaja kami berlakukan agar OP elpiji tiga kilogram bersubsidi benar-benar diperuntukan warga Dasan Agung," kata Lurah Dasan Agung Hambali saat dikonformasi di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan, pada awal OP dilaksanakan terbukti ada warga dari luar Dasan Agung yang datang untuk membeli. Jika kondisi itu dibiarkan, maka dikhawatirkan warga Dasan Agung yang menjadi sasaran utama OP tidak mendapatkan jatah.
"Apalagi jatah dalam OP elpiji tiga kilogram bersubsidi hanya 560 tabung, sementara jumlah rumah tangga di Dasan Agung mencapai 3.000 KK lebih," ujarnya.
Terlebih saat ini, warga Dasan Agung masih memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, yang tentu membutuhkan elpiji guna mempersiapkan puncak perayaan maulid.
Menurut dia, dengaan diberlakukannya KTP sebagai syarat pembelian elpiji tiga kilogram bersubsidi pada kegiatan OP, OP dapat berlangsung aman dan tertib serta tepat sasaran.
"Alhamdulillah hingga kegiatan OP berakhir, semua bisa berjalan lancar," katanya.
Selain memberlakukan KTP, pihak kelurahan juga melibatkan aparat dari Bimaspol untuk memantau dan mengawasi pelaksanaan OP hingga selesai. Langkah ini sebagai upaya antisipasi berbagai hal-hal yang tidak diinginkan.
"Diharapkan kegiatan OP elpiji ini dapat dilaksanakan kembali dengan jumlah elpiji yang didistribusikan lebih banyak lagi," katanya.
Antusias masyarakat membeli elpiji cukup tinggi, terbukti sebanyak 560 tabung yang disediakan habis terjual sekitar dua jam.
Hambali mengatakan, epliji tiga kilogram diserbu karena sejak beberapa pekan terakhir masyarakat kesulitan mendapatkan elpiji tiga kilogram bersubsidi, kalaupun ada harganya cukup tinggi yakni berkisar Rp22-23 ribu per tabung.
"Sementara dalam OP elpiji tiga kilogram bersubsidi harganya hanya Rp15 ribu. Kegiatan OP ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap penanganan masalah yang dihadapi masyarakat," ucapnya.
Pantauan Antara di lapangan menyebutkan, puluhan warga Dasan Agung menyerbu elpiji tiga kilogram bersubsidi OP yang dilaksanakan Pertamina Lombok bekerja sama dengan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan setempat.
Saiful salah seorang pembeli elpji di Dasan Agung, mengatakan, dirinya sangat terbantu dengan adanya OP elpiji tersebut, karena sejak beberapa minggu ini elpiji sempat kosong pada sejumlah agen, apalagi pengecer.
"Harga epliji di OP juga murah hanya Rp15 ribu per tabung, dengan demikian kita bisa lebih hemat. Mengingat, harga elpiji pada tingkat pengecer bisa mencapai Rp25 ribu per tabung," katanya. (*)