Jakarta (ANTARA) - Desainer Internasional asal Indonesia, Bai Soemarlono meluncurkan koleksi terbarunya melalui jenama ohmmbybai, tenun ikat dengan motif Galaran bertemakan monokrom, di Jakarta, Senin.
Bahan dasar wastra lokal ini, berhasil disulap menjadi sekitar 40 setelan unisex yang modern, stylish, dan yang terpenting ramah lingkungan. “Ini murni ramah lingkungan, kami sudah menggunakan bahan-bahan alami, seperti pewarnanya dari alam, ini juga karya tangan, bukan mesin atau cetakan,” ujar Bai.
Tenun ikat Galaran ini, juga dikerjakan menggunakan metode pewarnaan alami dari proses fermentasi buah Jalawe. Bai menjelaskan, motif Galaran, yang biasanya hanya menjadi motif dasar atau latar belakang pada batik klasik, kini ia gunakan sebagai motif utama.
“Galaran itu salah satu motif khas Indonesia yang saya suka,” tambahnya. Adapun dalam bahasa Jawa, Galaran mengacu pada motif serat kayu pohon yang juga terlihat seperti gulungan ombak dan kulit kuda zebra. “Kami ingin menciptakan karya yang asli dari Indonesia, namun dikemas dengan model kontemporer sehingga dapat dikenakan semua umur, utamanya anak muda,” kata Bai.
Lewat kolaborasi bersama Cita Tenun Indonesia, Bai Soemarlono memamerkan karya terbarunya dalam sebuah peragaan busana bertajuk “PELESIR” untuk label mode berkesinambungan (sustainable fashion) besutannya, ohmmbybai, di Cork&Screw Country Club, Jakarta. Karya terbaru ini diperagakan oleh deretan figur publik dengan beragam bentuk tubuh, gaya dan profesi sebagai perwujudan mode inklusif.
Baca juga: Sulbar promosikan Tenun Skomandi
Baca juga: Sebanyak 700 motif tenun ikat NTT terdaftar jadi Indikasi Geografis
“Tenun ini diubah menjadi busana siap pakai kontemporer lewat permainan struktur, akurasi teknik potong dan lipat asimetri. Seluruh koleksi PELESIR dapat dipakai baik bagi segala gender maupun suasana, untuk bekerja maupun berwisata,” kata Bai menjelaskan.