Pemadam Kebakaran Mataram Terapkan Program "Outing Cass"

id apar mk

"Program ini sudah kami laksanakan lebih dua tahun, dan sampai hari ini sekitar 80 persen siswa taman kanak-kanak (TK) sudah berkunjung ke Kantor Pemadam Kebakaran (PMK)"

Mataram, (Antara NTB)- Kantor Pemadam Kebakaran Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menerapkan program "outing class" (belajar di luar kelas) bagi siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar di daerah itu guna menamkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran sejak dini.

"Program ini sudah kami laksanakan lebih dua tahun, dan sampai hari ini sekitar 80 persen siswa taman kanak-kanak (TK) sudah berkunjung ke Kantor Pemadam Kebakaran (PMK)," kata Kepala Seksi Bimbingan, Pelatihan dan Penyuluhan PMK Kota Mataram H Ahmad Muslehuddin di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, dalam seminggu anak-anak dari TK dan sekolah dasar (SD) yang datang untuk mengikuti program "outing class" mencapai dua hingga tiga sekolah dengan jumlah siswa satu sekolah sekitar 50 siswa bahkan lebih. Seperti kunjungan terakhir minggu lalu dari TK Pertiwi sebanyak 100 siswa.

"Bahkan kadang-kadang kami menerima surat permohonan untuk `outing class` secara bersamaan dari sekolah yang bebeda sehinga kami harus pandai-pandai mengatur waktu," katanya.

Menurut dia, dalam program "outing class" ini siswa diberikan berbagai pengetahuan tentang tugas dan fungsi PMK sebagai pelayan masyarakat.

Kesempatan itu, menurut Muslehuddin, juga digunakan untuk memberikan pengetahuan dan penyuluhan kepada anak-anak sejak dini untuk ditanamkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap bahaya kebakaran.

"Kami juga menanamkan kesadaran kepada anak-anak bahwa api bukanlah bahan maninan," katanya.

Selain itu, katanya, siswa juga diperkenalkan dengan berbagai jenis alat dan kendaraan pemadam kebakaran serta fungsinya, bahkan mereka juga diajak keliling menggunakan mobil PMK.

Muslehuddin mengatakan, program "outing class" ini cukup positif. Apalagi ketika siswa datang melaksanakan "outing class", tentu mereka bersama orang tua, guru dan wali kelas pasti akan ikut mendampingi.

Dia mengatakan ini merupakan kesempatan langka, sehingga tim PMK tidak hanya memberikan pemahaman kepada anak-anak melainkan juga ke pada orang tua, guru dan wali kelas yang tentunya bisa menyebar informasi tersebut ke masyarakat lainnya.

"PMK belum tentu mampu turun ke sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswa," katanya.

Hal yang tidak kalah pentingnya yang disampaikan ke peserta "outing class", kata dia, adalah agar masyarakat memberikan akses jalan ketika ada mobil PMK melintas.

"Kesadaran masyarakat untuk memberikan akses jalan membantu petugas mencapai `respon time` dalam mencapai lokasi kejadian," katanya. (*)