Lombok Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), meminta para penyuluh pertanian memberikan edukasi sekaligus menyosialisasikan penerapan Sistem Kesiapsiagaan Pertanian dan Bencana (SKPB) yang telah diluncurkan pada 21 Februari 2023.
"Penerapan SKPB diharapkan bisa dimanfaatkan oleh petani untuk mengurangi risiko gagal panen," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Timur, NTB, HM Juani Taofik
dalam keterangannya di Selong, Sabtu.
Ia menyebutkan Tim Bureau For Humanitarian Assistance (USAID/BHA) memberikan bantuan dalam penerapan sistem itu. Mereka telah melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Lombok Timur untuk mendiskusikan strategi dan keberlanjutan penerapan SKPB tersebut.
"Kesejahteraan masyarakat Lombok Timur sebagian besar masih bertumpu dari sektor pertanian," katanya.
Oleh karena itu, kata Sekda, hadirnya SKPB merupakan salah satu inovasi yang bertujuan membantu mengurangi dampak atau mitigasi bencana di sektor pertanian.
"SKPB telah diuji coba di sejumlah desa yaitu Desa Jurit, Seruni Mumbul dan Pringgabaya Utara yang melibatkan kelompok tani," katanya.
Sekda Lombok Timur juga meminta OPD terkait dan para penyuluh meneruskan informasi terkait pemanfaatan aplikasi tersebut dan berharap semua desa dapat memanfaatkannya secara mandiri.
"Dengan kemudahan teknologi komunikasi dan informasi, serta manfaat yang diperoleh, petani akan memanfaatkan aplikasi tersebut lebih luas," katanya.
Ia mengatakan sumber daya manusia petani yang bervariasi menjadi salah satu tantangan. Akan tetapi tantangan sesungguhnya adalah kepatuhan petani terhadap sumber-sumber informasi yang telah tersedia di aplikasi itu sendiri.
"Keberhasilan sistem ini perlu disebarluaskan secara masif misalnya melalui media," katanya.
SKPB ini sudah diimplementasikan di sejumlah desa, di antaranya dalam bentuk pertanian konservasi dengan memperkenalkan beberapa metode atau teknik bertanam, seperti konsep pertanian organik.
Dicontohkan petani di Jurit yang bertanam jagung berhasil meningkatkan produksi dari semula satu ton menjadi tujuh ton.
Selain itu dengan mengetahui prediksi cuaca serta curah hujan, petani dapat menentukan komoditas yang cocok untuk ditanam.
"SKPB ini bisa digunakan untuk pengendalian hama dan lainnya," katanya.
Berita Terkait
Polisi tangkap sembilan nelayan bawa bom ikan di perairan Lombok Timur
Rabu, 24 April 2024 12:56
Apes!! Tenaga honorer dibegal di Jalan Teros-Pengempok Lombok Timur
Senin, 22 April 2024 16:04
BNN NTB lakukan tes urine Pj Bupati Lombok Timur
Senin, 22 April 2024 15:40
Biadab!! Seorang ayah di Lombok Timur menggauli anak kandungnya sejak SMP
Sabtu, 20 April 2024 7:42
Hamili anak kandungnya, Seorang ayah di Lombok Timur diamuk warga
Jumat, 19 April 2024 19:35
RKPD 2025 Pemkab Lombok Timur sasar 21 program prioritas
Kamis, 18 April 2024 20:12
Tim SAR gabungan cari dokter tenggelam di Pantai Lancing Lombok Tengah
Kamis, 18 April 2024 10:21
Penumpang di Pelabuhan Kayangan Lombok Timur meningkat 10 persen
Rabu, 17 April 2024 10:49