Mataram (Antara NTB) - Menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-71, GULAKU kembali mengadakan serangkaian kegiatan Gebrak Pasar dan mengajak Ibu PKK di sejumlah pasar tradisional dan kelurahan di Jabodetabek untuk berpartisipasi dalam demo masak jajanan manis tradisional khas Nusantara.
"Hal ini sebagai bentuk kepedulian berhadap pelestarian makanan tradisional dan mendukung gerakan Ayo Kembali ke Pasar Tradisional. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari program Jajanan Manis yang pertama. GULAKU ingin membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan kuliner nusantara sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari budaya luhur bangsa Indonesia," kata Fiter Cahyono, Communication Officer GULAKU.
Kue Indonesia kental akan adat istiadat, memiliki filosofi tersendiri mulai dari penyajian, bahan pembuatan, hingga kekhasan momen keberadaan kue tersebut.
Menurut Fiter, setiap kue memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing yang menjadi bagian dari kearifan lokal suatu daerah dan sebagai bagian kekayaan kuliner Indonesia.
Kue putri kandis dari Jambi yang masih asing di telinga masyarakat misalnya, kue ini serupa kue lapis, rasanya manis dan teksturnya lembut, proses pembuatannya harus telaten karena berlapis-lapis. Kue ini biasanya disajikan pada acara adat atau spesial di Jambi.
Pada periode kedua Jajanan Manis ini, GULAKU akan memperkenalkan kue khas berbagai daerah, diantaranya kue wingko babat (Jawa Tengah), kue baruasa (Makassar), kue lepet jagung (Jawa Timur), kue lapek bugis (Minang), kue bingka pandan (Kalimantan Selatan), dan kue pepe asli Betawi (Jakarta).
"Total ada 25 ragam resep jajanan manis yang dilengkapi dengan video cara pembuatan hingga penyajiannya yang dapat dilihat melalui website www.resepgulaku.com sehingga masyarakat bisa mengenal lebih dekat jajanan manis khas Nusantara. “Sudah saatnya jajanan pasar atau kue tradisional diangkat menjadi ikon budaya bangsa,” kata Fiter.
Sementara itu Chef Yeni Ismayani disela demo masak Jajanan Manis GULAKU mengatakan,”Sebaiknya ibu-ibu juga mengetahui cara penggunaaan gula yang tepat, takaran yang sesuai dalam setiap resep.
Seperti kue bingka dari suku Banjar, Kalimantan Selatan, lebih sesuai menggunakan GULAKU premium atau yang berwarna putih untuk mendapatkan warna dan hasil yang maksimal.
Di beberapa daerah semisal Palembang, Bengkulu, Jambi juga memiliki kue serupa dengan kue bingka asal Banjar ini, hanya perbedaannya pada warna dan tambahan bahan.
"Misalkan di Palembang kita mengenal kue 8 jam , perbedaannya kue tersebut berwarna coklat. Sedangkan Bengkulu dan Jambi, mereka menggunakan rempah, berbeda lagi dengan beberapa daerah Kalimantan lainnya, ada tambahan seperti kentang dan pisang" kata Yeni.
Melalui kegiatan Jajanan Manis GULAKU ini, katanya, para ibu-ibu jadi dapat lebih mengenal ragam jajanan khas Nusantara serta cara penggunaan dan pemilihan gula yang tepat dalam setiap resep kue agar hasilnya maksimal.
Seluruh rangkaian acara Gebrak Pasar dan edukasi kepada komunitas perempuan di sejumlah kelurahan dan kecamatan di Jabodetabek ini berlangsung Agustus-September 2016.
Sebelumnya, Mei lalu GULAKU sukses menggelar acara serupa dengan menggandeng sekitar 1000 ibu-ibu yang antusias mengikuti seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
Bungkus Manis Berhadiah
Bersamaan dengan kegiatan Gebrak Pasar tersebut, GULAKU juga menggelar program Bungkus Manis Berhadiah yang akan berlangsung selama dua bulan di setiap titik lokasi dan dilaksanakan hingga 30 November 2016. Program ini bisa diikuti perseorangan (individu), RT, hingga kelurahan di beberapa area Jabodetabek sesuai kegiatan Jajanan Manis GULAKU.
Kegiatan tersebut dengan mengumpulkan bungkus GULAKU minimum 1 kg yang dibeli di mitra GULAKU di pasar tradisional yang telah ditentukan. Bungkus GULAKU, bon pembelian serta foto kopi identitas dapat mereka masukkan di kotak pengumpulan di kantor kelurahan sesuai domisili peserta.
Selain mengumpulkan bungkus untuk mendapat ragam hadiah, setiap pembelain 5 kg GULAKU akan langsung mendapat produk premium GULAKU 200 gram gratis.
Melalui kegiatan ini, GULAKU ingin menjadikan program Bungkus Manis Berhadiah sebagai apresiasi kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK dan komunitas di tingkat RT (Rukun Tetangga) yang memiliki peran penting sebagai pengambil keputusan untuk memilih produk terbaik bagi keluarga, terutama dalam memilih produk gula murni yang sehat dan bersih.
Terkait program Bungkus Manis Berhadiah, Fiter Cahyono mengatakan, program loyalty konsumen ini akan memberi pengalaman menarik kepada setiap pelanggan GULAKU, baik dari sisi pengenalan produk maupun manfaat lain dari GULAKU yang sebelumnya mungkin belum pernah terpikir di benak pelanggan.
Dia mengatakan setiap kegiatan GULAKU harus menciptakan dan memiliki nilai-nilai positif bagi masyarakat yang terkait budaya kita, hal ini sesuai dengan brand value GULAKU sebagai produk nasional.
Rangkaian kegiatan Jajanan Manis GULAKU dan Bungkus Manis Berhadiah ini mengajak kita bersama-sama untuk bangga dan cinta produk lokal dengan melestarikan kuliner jajanan tradisional, kembali ke pasar tradisional, hingga budaya guyub di masyarakat.
"Kami berharap melalui program loyalty ini dapat berlanjut dan kedepannya semakin mendekatkan brand GULAKU di hati masyarakat sebagai produk lokal yang berkualitas tinggi, terjangkau untuk semua segmen, serta peduli budaya Indonesia,” kata Fiter.
Tentang Gula
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok sebagai pemanis makanan maupun minuman. Pemanis itu sendiri ada dua yaitu, pemanis alami terbuat dari tebu alami menjadi gula, dan pemanis buatan seperti terbuat dari sakarin, jagung, bit, dan bahan-bahan lain.
Pemanis buatan atau sakarin dapat memberikan efek negatif seperti menyebabkan diare, alergi, pusing, dan iritasi kulit. Sedangkan GULAKU merupakan pemanis alami karena terbuat dari 100 persen gula tebu yang hanya mengandung bahan alami sehingga aman dikonsumsi langsung dan tidak memberikan efek negatif.
Di Indonesia, pemakaian gula lazim sebagai bahan pemanis alami untuk membuat kue, jajanan tradisional, cookies, cake, dan banyak lagi.
Dibandingkan gula lain, kualitas GULAKU telah teruji karena terbuat dari 100% tebu alami, murni, bersih, dan berkualitas tinggi. GULAKU juga tidak mengandung zat pemanis buatan, pengawet ataupun pewarna dalam proses pembuatan.
Untuk menjaga kemurnian, GULAKU dikemas secara higienis melalui proses pengepakan berteknologi tinggi dan tidak tersentuh tangan manusia, sehingga gula yang dihasilkan dijamin bebas dari kontaminasi apapun dan bermutu sangat tinggi.
GULAKU menerapkan mekanisme quality control sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan International Standard Operation (ISO). Hal ini berbeda dengan kondisi “gula kiloan” yang melewati proses pengemasan secara manual sehingga rawan kontaminasi.
Selain itu, di pasaran juga beredar gula mentah (raw sugar / gula biang) yang dikemas secara kiloan. Gula mentah dalam artiannya hanya mengalami 1x proses penyaringan dan belum layak dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan batuk dan sakit leher.
Proses pengemasan gula kiloan di pasaran pada umumnya dilakukan secara manual, sehingga sulit dijamin kebersihan dan higienitasnya dan bisa saja ada kotoran atau kontaminasi material lainnya masuk ke dalam gula dan terkonsumsi masyarakat. Selain itu, pengemasan manual banyak mengakibatkan timbangan yang tidak akurat dan merugikan konsumen.
GULAKU hadir dalam berbagai macam ukuran kemasan sesuai dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Takarannya pun pas untuk berbagai makanan dan minuman bermutu tinggi dan higienitasnya tidak perlu diragukan lagi. Hasil gula dari GULAKU melalui proses empat tahap produksi untuk menjamin kebersihan, higienitas, kemurnian, dan alami. Adv (*)
Gulaku Ajak Masyarakat Lestarikan Kue Tradisional
....Kue Indonesia kental akan adat istiadat, memiliki filosofi tersendiri mulai dari penyajian, bahan pembuatan, hingga kekhasan momen keberadaan kue tersebut....".