"Sejak tahun 2016 hingga sekarang total sebanyak 135 kasus," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, Adrianus Ojo di Labuan Bajo, Rabu.
Dia merinci temuan kasus HIV/AIDS sebelumnya pada tahun 2021 sebanyak 15 kasus dan tahun 2022 sebanyak 35 kasus. Upaya penanganan kepada pengidap HIV/AIDS oleh pemerintah, lanjut dia, dengan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV).
"Pengobatan ini dapat digunakan untuk ibu hamil agar mencegah penularan HIV ke janin. Pengobatan ini harus dilakukan rutin dan diminum sesuai jadwal di waktu yang sama setiap hari, agar perkembangan virus dapat dikendalikan. Sehingga untuk pasien HIV, dilakukan pemantauan terhadap minum obat oleh petugas kesehatan," katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk menghindari faktor penyebab penularan HIV/AIDS seperti sering mengganti pasangan seksual, melakukan hubungan seksual yang berisiko (homo dan heteroseksual), penggunaan jarum suntik secara bersamaan, penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin.
"HIV dapat dicegah melalui saling setia terhadap pasangan, hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik, edukasi HIV mengenai cara penularan, pencegahan dan pengobatan," katanya.
Baca juga: Sebanyak 52 anak di Tulungagung tertular HIV/AIDS
Baca juga: Erick Thohir apresiasi PLN bantu kemandirian ekonomi komunitas ODHA
Baca juga: Sebanyak 52 anak di Tulungagung tertular HIV/AIDS
Baca juga: Erick Thohir apresiasi PLN bantu kemandirian ekonomi komunitas ODHA
Dia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap para pengidap HIV/AIDS atau orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di daerah itu. Menurutnya ODHA harus didukung agar secara konsisten melakukan pengobatan ARV. Dukungan yang diberikan dapat membuat semangat hidup yang tinggi bagi para ODHA.