Maestro dongeng Bali Pekak Taro sebut cerita bekal tidur sarat nilai karakter

id Made Taro,dongeng Bali,Rare Bali Festival 2024

Maestro dongeng Bali Pekak Taro sebut cerita bekal tidur sarat nilai karakter

Made Taro, maestro dongeng dan permainan tradisional Bali, saat menjadi narasumber dalam Workshop Mendongeng di Penggak Men Mersi, Denpasar, Selasa (4/6/2024). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

Denpasar (ANTARA) - Made Taro, maestro dongeng dan permainan tradisional Bali, mengajak para orang tua membiasakan mendongeng atau memberikan cerita bekal tidur sejak dini kepada buah hati mereka karena sarat dengan nilai karakter dan pendidikan moral.

"Pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, salah satunya bisa melalui dongeng," kata dia saat menjadi narasumber dalam Lokakarya Mendongeng di Penggak Men Mersi di Denpasar, Selasa.

Menurut dia, pengaruh positif dari dongeng yang dibawakan oleh para orang tua atau kakek serta nenek akan dapat menyusup dalam hati anak-anak.

Bahkan, katanya, ada penelitian yang menyampaikan dampak mendongeng itu tampak hingga 25 tahun ke depan.

"Dongeng sudah bisa diberikan kepada anak sejak mereka berusia tiga tahun. Supaya menarik, saat mendongeng bisa sembari diberikan peragaan dan disertai gambar, sedangkan materi dongeng tentu dimulai dari apa yang dikenal di lingkungannya," ucapnya pada acara yang menjadi rangkaian agenda Rare Bali Festival 2024 itu.

Taro yang sudah 50 tahun menemani anak-anak melalui dongeng, lagu, dan permainan tradisional tanpa putus itu, mengatakan dongeng yang diberikan kepada anak-anak harus disesuaikan dengan usia dan lingkungan mereka.

Ia mencontohkan untuk anak-anak jenjang PAUD/TK itu dongeng yang diberikan bisa yang untuk mengenal dunia binatang dan lingkungan.

"Contohnya saja dongeng Ekor Tikus yang Hilang itu dapat mengajarkan pada anak-anak mulai mengenali lingkungan, seperti mengenal tokoh tikus, kucing, sapi, petani, pedagang, tukang potong daging dan sebagainya," kata Taro yang kini berusia 85 tahun itu.

Untuk dongeng bagi anak-anak SD yang sudah bisa mengklasifikasi dan imajinasi sudah lebih luas, bisa diarahkan pada dongeng dengan peran yang lebih beragam.

"Sementara itu untuk dongeng yang diberikan kepada remaja, bisa dongeng tentang cinta. Contohnya dongeng tentang Bangau Jatuh Cinta pada Gelatik," ujar pendiri Sanggar Kukuruyuk itu.

Baca juga: Menggabungkan riset dan suasana negeri dongeng
Baca juga: Duta Baca Indonesia menjelaskan pentingnya dongeng untuk anak


Taro mengapresiasi peran pemerintah yang saat ini sudah mulai memberikan perhatian lebih pada dongeng dengan menerbitkan berbagai cerita rakyat dalam bentuk buku.

Selain itu, ia melihat dewasa ini sudah mulai kembali bergeliat kesadaran mendongeng di masyarakat melalui berbagai ajang acara perlombaan, serta banyak mahasiswa juga mengangkat dongeng menjadi karya skripsi.