Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengantisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau di Lombok Tengah.
"Itu hasil rapat koordinasi yang telah dilakukan bersama dengan BPBD Provinsi NTB dan BNPB di Mataram," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah Ridwan Maruf di Praya, Rabu.
Ia mengatakan program hujan buatan tersebut dilaksanakan untuk mengantisipasi dampak kekeringan terhadap tanaman padi petani sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
"Dengan hujan buatan itu, tanaman padi petani yang terdampak kekeringan bisa diselamatkan," katanya.
Baca juga: Ratusan hektare tanaman padi di Lombok Tengah alami kekeringan
Ia mengatakan waktu dan lokasi pelaksanaan hujan buatan dengan TMC tersebut masih menunggu informasi dari BNPB, namun program tersebut dipastikan dilaksanakan di Lombok Tengah.
"Untuk sistem program hujan buatan itu kita tidak tahu, apakah hujan langsung turun di sawah petani atau ditampung di Bendungan," katanya.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah mencatat ratusan hektar sawah mulai mengalami kekeringan kategori sedang sebagai dampak perubahan cuaca pada musim tanam kedua di 2024.
"Memasuki musim kemarau saat ini, ratusan hektar tanaman padi di Lombok Tengah mulai mengalami kekeringan," kata Kepala Bidang (Kabid) Sarpras pada Dinas Pertanian Lombok Tengah, Yusup Adi.
Baca juga: BPBD Lombok Tengah masih menerima permintaan bantuan air bersih
Ia mengatakan dari data Dinas Pertanian Lombok Tengah sebanyak 232 hektar lahan tanaman padi di Kecamatan Praya Barat dan Praya Barat Daya mengalami kekeringan dengan kategori sedang.
"Namun kondisi tersebut masih bisa diselamatkan dengan mendistribusikan air melalui saluran irigasi," katanya.
Selain itu sebanyak 425 hektar lahan tanaman padi di Kecamatan Praya Tengah, Praya Barat, Praya Barat Daya, Janapria, Batukliang Utara (BKU) dan Pringgarata masuk dalam kategori terancam kekeringan.
Kekeringan yang melanda ratusan hektar lahan pertanian ini disebabkan tidak adanya curah hujan.
"Perubahan cuaca ini mengakibatkan debit air dari saluran irigasi semakin berkurang dan berdampak terhadap tanaman padi petani," katanya.
Baca juga: Wabup Lombok Tengah mengevaluasi penanganan kekeringan
Baca juga: Dampak kekeringan di Lombok Tengah meluas