Bali (ANTARA) - Akademisi yang juga peneliti Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Prof Dr. Sri Rustiyanti mengatakan para atelt perlu pendampingan seorang psiokologi dalam setiap cabang olahraga untuk kesiapan menjadi juara.
"Selain pembinaan dari pelatih di masing-masing cabang olahraga juga diperlukan pendampingan dari psikologi guna memantapkan mentalnya dalam setiap bertanding," kata Prof. Sri Rustiyanti dalam keterangannya saat melakukan penelitian cabang olahraga pencak silat di Denpasar, Bali, Kamis (11/7).
Ia mengatakan tujuan penelitian ini adalah kesiapan mental dari para atlet tersebut guna mengetahui sejauh mana kesiapan menghadapi pertandingan. Dalam penelitian tahun kedua ini, pihak kampus konsentrasi pada kegiatan cabang olahraga. Namun tidak terlepas juga penelitian-penelitian dibidang lainnya guna memberikan pengetahuan kepada masyarakat.
"Saat ini kami dari tim peneliti juga sudah mencatat secara digital dan menyebarkan kuesioner kepada pelatih dan atlet serta wawancara mendalam guna menggali permasalahan dihadapi selama ini dalam kancah olahraga," ujar Prof Sri yang juga Ketua Senat Fakultas Budaya dan Media ISBI Bandung.
Menurut dia, pendampingan seorang psikologi pada cabang olahraga guna memberi pengarahan dalam pelatihan mental sebelum bertanding. Sebab selama ini mental para atlet terfokus pada pelatihan, namun disatu sisi kesiapan mental dari psikis atau faktor kejiwaan, khususnya di Indonesia hanya dilihat dari segi kekuatan lawan saja.
"Sehingga ketika berhadapan dengan lawan yang dianggap kuat, mental atlet itu terkadang membuat kendor. Semisal, lawan bertanding lebih dahulu mendapatkan skor dan dukungan aplos dari suporternya. Sehingga atlet itu membuat keder atau grogi dan ada keinginan menyerah kalah," ucap Prof Sri didampingi tim peneliti lainnya.
Baca juga: Pesilat Safira Meilani sempat stress saat dinyatakan kalah
Baca juga: IPSI Bali gelar Kejurda Remaja majukan pencak silat
Oleh karena itu, menurut Prof Sri, kesiapan mental sebagai atlet dan petarung sejati dalam setiap pertandingan harus dibangun sejak dini. Selain dilatih oleh para pelatih cabang olahraga. Namun juga dilatih kesiapan mental oleh para psikologi, terutama menghadapi lawan dalam setiap pertandingan.
"Dari pengamatan kami, padahal para atlet kita sangat serius berlatih dan siap menjadi juara. Namun terkadang masih di pengaruhi oleh mental keluarga dan lingkungan secara psikis. Karena itu seorang pendamping dari psikologi nantinya dapat mengarahkan mentalnya agar sigap dalam setiap bertanding. Faktor kecemasan para atlet dalam bertanding bisa dikurangi. Temasuk jika kalahpun seorang siap menerima kekalahannya dengan sportifitas. Itulah pentingnya pendampingan seorang psikologi di setiap cabang olahraga," katanya.
Berita Terkait
Program MBG presiden terpilih angin segar peternak mandiri
Jumat, 4 Oktober 2024 6:39
Akademisi: Masyarakat perlu kawal titik koordinat pengambilan sedimentasi laut
Jumat, 20 September 2024 11:12
Akademisi UI: KPU perlu atur PKPU pilkada ulang tak lampaui 2025
Selasa, 17 September 2024 7:14
Akademisi UIN Mataram ungkap kekuatan media sosial pengaruhi opini publik pilkada
Kamis, 12 September 2024 19:04
Akademisi UIN Mataram nilai Pilkada NTB kian matang
Kamis, 12 September 2024 18:09
Akademisi UI: Calon tunggal bukan agenda lokal tapi nasional
Minggu, 8 September 2024 18:22
Jelang MotoGP, Akademisi minta pemda tak lepas tangan soal hosting fee Rp231 miliar
Selasa, 27 Agustus 2024 18:23
Akademisi ungkap peluang Anies maju pilkada
Jumat, 23 Agustus 2024 5:47