Pemerintah terkesan acuh tak acuh dengan kekayaan alam tersebut bahkan kondisi infrastruktur jalan raya yang menuju kawasan objek wisata itu tidak memadai. Padahal saat ini, momentum yang tepat untuk menggairahkan dunia pariwisata Lombok yang sempat "tenggelam" akibat bencana gempa tektonik beberapa bulan lalu. Hashtag #LombokBangkit, seolah-olah tenggelam begitu saja.
"Pemerintah kurang mempromosikan Pantai Selong Belanak," kata Iwan, salah seorang pramuwisata yang merupakan putra asli kawasan objek wisata tersebut, Senin.
Ia menyebutkan promosi terhadap Pantai Selong Belanak kalah jauh dibandingkan dengan Senggigi, Lombok Barat dan Gili Trawangan, Lombok Utara serta Kuta Mandalika, Lombok Tengah.
Pantai Selong Belanak hanya dijadikan sebagai bagian dari paket perjalan ketiga daerah itu. "Pantai Selong Belanak bukan dijadikan destinasi utama," katanya.
Seperti turis dari Jerman, Belanda dan Perancis serta Cina yang mendatangi Pantai Selong Belanak, rata-rata mereka mengikuti paket perjalanan ke Gili Trawangan, Senggigi atau Pantai Kuta Mandalika.
Dampaknya, kata dia, jumlah wisatawan yang mendatangi kawasan yang menghadap langsung ke Samudera Hindia itu, sangat minim terutama wisatawan dalam negeri. "Banyak yang tidak tahu Pantai Selong Belanak," katanya.
Sementara itu, Safar, salah seorang pedagang, menyebutkan, kondisi infrastruktur jalan juga menjadi permasalahan utama dimana jalan menuju ke objek wisata dari by pass ke arah Bandara Internasional Lombok (BIL), sangat kecil sehingga wisatawan agak malas untuk berkunjung ke kawasan pariwisata bahari itu.
"Lihat saja jalannya, sangat kecil. Hingga pengendara mobil harus hati-hati. Belum lagi terdapat di sejumlah titik jalan yang rusak," tandasnya.
Pantai Selong Belanak memiliki kelebihan dimana ombaknya yang tenang serta bentuk pasir putihnya yang seperti tapal kuda dengan dikepung pebukitan.
