Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan anggaran Rp600 juta untuk pemasangan batu-batu besar (boulder) sebagai alat pemecah gelombang pada tiga lokasi rawan abrasi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Kamis, mengatakan, tiga lokasi yang dinilai prioritas untuk pemasangan baru boulder tersebut meliputi di kawasan pesisir Pantai Pondok Perasi, Eks Pelabuhan Ampenan, dan Pantai Mapak.
"Tiga lokasi tersebut menjadi titik rawan abrasi dan merupakan kawasan pariwisata serta padat penduduk. Karena itulah, kami prioritaskan," katanya.
Baca juga: Alat pemecah gelombang diusulkan di Mataram antisipasi abrasi Pantai Ampenan
Ia mengatakan, dengan anggaran Rp600 juta itu masing-masing titik mendapatkan alokasi anggaran Rp200 juta dengan panjang pemecah gelombang yang akan dibuat sekitar 100 meter, tergantung tingkat kelandaian abrasi di masing-masing lokasi.
Pemasangan alat pemecah gelombang dengan menggunakan batu boulder tersebut merupakan pemasangan tahap kedua, karena sebelumnya akhir 2024 sudah dilakukan pemasangan dengan metode yang sama masing-masing titik sekitar 20 meter.
Dari hasil evaluasi, keberadaan batu boulder sebagai alat pemecah gelombang dinilai efektif sehingga dilakukan pemasangan lanjutan secara bertahap sebagai upaya mitigasi bencana gelombang pasang.
Baca juga: Alat pemecah gelombang di Ampenan Mataram diusulkan dianggarkan Rp45 miliar
Sepanjang 9 kilometer Kawasan pesisir Pantai Kota Mataram, masuk kawasan rawan abrasi sehingga ketika masuk musim angin barat warga di pesisir pantai kerap terdampak abrasi pantai.
"Untuk itulah, mitigasi abrasi perlu diperkuat agar masyarakat pesisir tidak terus khawatir saat cuaca ekstrem yang biasa terjadi akhir tahun sampai awal tahun," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya segera menyiapkan berbagai dokumen administrasi untuk pelaksanaan kegiatan pemasangan batu boulder pada tiga titik tersebut.
Baca juga: PUPR Mataram NTB usulkan tiga titik alat pemecah gelombang
Ditargetkan sebelum masuk musim angin barat atau cuaca ekstrem di akhir tahun ini, alat pemecah gelombang tersebut sudah rampung di terpasang.
"Setidaknya, keberadaan alat pemecah gelombang bisa meminimalkan dampak abrasi pantai," katanya.
Baca juga: DKP Mataram mengusulkan pembangunan pemecah gelombang di Meninting
Baca juga: BRIN mengembangkan pemecah gelombang untuk melindungi kawasan pantai
