Mataram (ANTARA) - Massa mahasiswa memaksa menaikkan dan mengibarkan bendera bulan bintang di halaman kantor DPR Aceh sebagai bentuk realisasi butir damai Aceh yang dikenal dengan sebutan MoU Helsinki.
Bendera bulan bintang akan dikibarkan tersebut hendak dinaikkan di satu dari dua tiang bendera di halaman Kantor DPR Aceh di Banda Aceh, Kamis. Satu tiang lainnya berkibar bendera merah putih.
Namun upaya mahasiswa menaikkan bendera bulan bintang gagal setelah sejumlah polisi memagar tiang bendera tersebut dengan badan mereka. Kendati tidak dapat menaikan bendera bulan bintang, massa mahasiswa tetap bertahan di bawah tiang.
Massa mahasiswa akhirnya meninggalkan tempat tersebut saat azan shalat dhuhur berkumandang. Massa mahasiswa bersama Anggota DPR Aceh menuju musala gedung dewan tersebut.
Kedatangan massa mahasiswa tersebut berada di Kantor DPR Aceh untuk menyuarakan refleksi 14 tahun perdamaian Aceh yang dikenal dengan Momerandum of Understanding (MoU) Helsingki.
"Bendera bulan bintang sudah ditetapkan dalam qanun atau peraturan daerah. Jadi, sudah seharusnya bulan bintang menjadi bendera Aceh. Tapi, hingga kini bendera bulan bintang belum dikibarkan secara resmi," kata seorang pengunjuk rasa dalam orasinya.
Usai shalat massa massa mahasiswa kembali ke tiang bendera. Dari tempat tersebut massa mahasiswa menuju ke ruang Ketua DPR Aceh. Mereka bertemu dan menyampaikan aspirasi terkait bendera bulan bintang kepada Ketua DPR Aceh Muhammad Sulaiman.
Di hadapan massa mahasiswa, Muhammad Sulaiman mengharapkan masyarakat Aceh untuk tetap bersabar sebelum ada kebijakan resmi pengibaran bendera bulan bintang.
"Pengibaran bulan bintang merupakan kebijakan politis. Jadi, kita tunggu bersama bagaimana keputusannya. DPR Aceh sudah menyelesaikan tugas membuat qanun bendera," kata Muhammad Sulaiman.
Pertemuan massa mahasiswa dengan Muhammad Sulaiman didampingi Anggota DPR Aceh Azhari Cage sempat memanas karena mahasiswa menginginkan kepastian kapan bendera bulan bintang bisa dikibarkan.
Azhari Cage mengajak mahasiswa untuk bersabar karena masalah bendera tersebut masih dibicarakan dengan pemerintah pusat. DPR Aceh sudah membentuk tim mengawal bendera bulan bintang tersebut.
"Kami tidak ingin pengibaran bulan bintang dipaksakan karena hanya akan menimbulkan konflik. Kami tidak ingin masyarakat menjadi korban karena mengibarkan bulan bintang. Kami terus berupaya pengibaran bulan bintang secara resmi dan dikibarkan di semua instansi, termasuk kantor polisi maupun markas tentara," kata Azhari Cage.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua DPR Aceh Muhammad sempat marah karena mahasiswa mendesak bendera bulan bintang. Sekali lagi, Muhammad Sulaiman meminta mahasiswa bersabar.
"Kalau mau naikan, naikan saja. Kami tidak bertanggung jawab. Kami sudah sampai agar adik-adik bersabar," ketus Muhammad Sulaiman dalam bahasa Aceh dengan nada tinggi.
Usai mendengarkan perkataan pimpinan tertinggi di lembaga wakil rakyat tersebut, massa mahasiswa meninggalkan ruang rapat Ketua DPR Aceh.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56