Mataram (ANTARA) - Dinas Perindustrian Nusa Tenggara Barat belajar tentang pengembangan industri busana Muslim (fashion moslem industry) di Balai Besar Tekstil Bandung, Jawa Barat, yang dikenal sebagai pusat informasi dan edukasi sektor tekstil sejak 1922.
"Perkembangan fashion moslem industry di provinsi kita tentunya butuh referensi dan pengembangan untuk tenun agar menambah kualitas tenun NTB yang dihasilkan industri kecil menengah (IKM)," kata Kepala Dinas Perindustrian NTB Nuryanti di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan kunjungannya bersama beberapa orang ke Balai Besar Tekstil Bandung (BBT), beberapa hari lalu, sebagai tindak lanjut arahan Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Pusat dan Ketua Dekranasda NTB.
Hal itu perlu dilakukan karena sejalan dengan perkembangan industri busana Muslim di NTB, yang membutuhkan pengembangan teknik tenun kain tradisional yang dapat meningkatkan mutu dan produk tenun daerah.
Dalam kunjungannya, kata Nuryanti, pihaknya mendapatkan berbagai informasi dari Koordinator Pelayanan Jasa Teknis, Data dan Informasi BBT Fery Guswandhi, termasuk sejarah BBT yang pada awal berdiri pada 1922 bernama Textile Inrichting Bandoeng (TIB).
Informasi lain yang diperoleh adalah sejarah tentang inovasi alat tenun bukan mesin (ATBM) yang muncul pada era kepemimpinan Kepala TIB pertama, yaitu Sir Dalenoord. Seiring waktu TIB berkembang hingga kini menjadi Balai Besar Tekstil di bawah Kementerian Perindustrian.
"Di ruang produksi yang menampung mesin-mesin alat tekstil, telah menerapkan teknologi digital 4G dan dapat diterapkan kepada IKM setempat. Selain itu, terdapat juga alat pemintal, jacquard, dan mesin lainnya yang merupakan hasil pengembangan tim BBT. Itu bagian pemahaman yang kami peroleh," ujarnya.
Menurut Nuryanti, diperlukan pembenahan untuk IKM NTB terhadap pengolahan aneka serat benang, peningkatan mutu pewarnaan benang, sertifikasi alat pelindung diri (APD) disposable.
Dengan pengolahan bahan baku benang dari serat nanas, pelepah pisang, hingga menjadi benang siap pakai, diharapkan pengembangan ketersediaan bahan baku yang disediakan sendiri secara lokal dapat memudahkan pengrajin dalam berproduksi.
Untuk menunjang tersedianya bahan baku yang optimal, Dinas Perindustrian NTB akan mengadakan bimbingan teknis (bimtek) pada 2023 di Kota Bima, sebagai tindak lanjut roadshow industrialisasi Gubernur NTB beberapa waktu lalu.
"Akan diadakan bimtek pada tahun 2023 sebagai tindak lanjut roadshow Gubernur di Kota Bima yang mengusung tema 'Bima Kota Kreatif," katanya.
Berita Terkait
NTB gelar Ite Begawe Fest promosikan produk lokal
Jumat, 15 November 2024 19:29
Harga beras naik, Disperindag minta warga Lombok Tengah tak panik
Sabtu, 5 Oktober 2024 10:59
Disperin NTB gandeng pondok pesantren latih wirausaha fesyen
Kamis, 19 September 2024 11:37
Disperin NTB motivasi tiga IKM potensial naik kelas
Selasa, 16 Januari 2024 20:39
NTB gandeng LSP Mode Indonesia membangun ekosistem industri fesyen Muslim
Senin, 29 Mei 2023 19:37
Kemenkop UKM siap kolaborasikan IN2MOTIONFEST-Festival Fesyen Lombok
Kamis, 2 Maret 2023 22:42
Disperin NTB-Jatim bermitra kembangkan kawasan industri
Selasa, 28 Februari 2023 18:56
Pemprov NTB mengapresiasi komitmen Pemkot Mataram susun RPIK
Kamis, 15 Desember 2022 21:02