BRIN kembangkan budidaya gaharu artifisial

id gaharu,BRIN,budidaya gaharu artifisial

BRIN kembangkan budidaya gaharu artifisial

Pembibitan Gaharu BPDASHL Baturusa Cerucuk di Desa Namang, Selasa (18/2) (babel.antaranews.com/Ahmadi)

Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ahmad Fathoni mengatakan pihaknya mengembangkan budidaya gaharu artifisial melalui bio-induksi berbasis mikroba untuk mengoptimalkan produksi gaharu.

"Gaharu memiliki potensi nilai ekonomi yang sangat besar sehingga harus dapat terus dikembangkan, dan harapannya dengan kerja sama, kita bisa mengisi area-area mana yang bisa secara riset dapat meningkatkan valuasi atau menyelesaikan masalah di industri,” kata Ahmad dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

BRIN akan mengoptimalkan sumber daya dan kapasitas risetnya mulai dari teknik budidaya, teknik inokulasi sampai ke upaya menghasilkan produk antara dan produk akhir yang diharapkan bisa dikomersialisasikan oleh swasta. Ahmad ingin gaharu dapat dimanfaatkan dan dioptimalkan sehingga memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.

Periset BRIN Asep Hidayat menuturkan nilai jual kayu gaharu di dunia tinggi. Gaharu yang memiliki kualitas super king mencapai harga puluhan sampai ratusan miliar rupiah per satu kilogram. Asep mengatakan saat ini gaharu diproduksi oleh alam, di mana terdapat di hutan alam. Pemburu liar mengambil gaharu dari hutan lalu mengekstraknya dan menjualnya.

"Nilai jualnya (gaharu) yang sangat tinggi dan permintaan dunia sangat tinggi, maka eksploitasi juga akan tinggi. Akibatnya keberadaan kayu gaharu di alam terus menurun menuju terancam punah," ujarnya.

Untuk itu, saat ini banyak petani bahkan perusahaan yang sudah mulai membudidayakan kayu gaharu. Namun, menurut Asep, perlu ada sentuhan teknologi yang dapat difasilitasi BRIN untuk mengembangkan budidaya gaharu, mulai dari teknik budidaya, teknik pemeliharaan, teknik induksi atau perlakuan yang dilakukan ke dalam pohon gaharu agar menjadi gaharu. "Penelitian gaharu sudah banyak dilakukan tetapi boleh dibilang masih jalan di tempat," ujarnya.

Baca juga: Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim mendukung ketahanan pangan
Baca juga: Pemilahan sampah dari rumah harus jadi upaya kolektif


Melalui peran teknologi dan inovasi tersebut diharapkan tercipta produk baru yang laku di pasar untuk meningkatkan perekonomian. Untuk pengembangan budidaya gaharu artifisial tersebut, BRIN berkolaborasi dengan PT Timberdana.