Surabaya (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Kesehatan Ikan dan Lingkungan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr Ir Gunanti Mahasri MSi mengembangkan bahan imunostimulan untuk meningkatkan produktivitas budi daya perikanan.
"Produksi perikanan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya permintaan pasar," kata Gunanti saat orasi ilmiah pengukuhannya sebagai guru besar di kampus Unair, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Pada orasi ilmiahnya yang berjudul "Penggunaan Imunostimulan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Perikanan Budi daya Sehat dan Berkualitas Ekspor," Gunanti mengatakan pada tahun 2020 data FAO menunjukkan produksi perikanan budi daya secara global mencapai 87,5 juta metrik ton.
"Seiring dengan pembangunan kampung budi daya perikanan, berbagai teknologi turut diterapkan dan dikembangkan pula di Indonesia," tutur profesor Fakultas Perikanan dan Kelautan Unair itu.
Lulusan S3 Pascasarjana Unair itu menekankan keberhasilan usaha budi daya tidak lepas dari sistem dan teknologi pemeliharaan dan keadaan lingkungan. Menurutnya, tindakan yang lebih efektif untuk menangani kendala yang kerap dihadapi adalah tindakan pencegahan.
"Upaya pencegahan atau pengendalian penyakit yang dilakukan diantaranya menjaga kualitas air dan pemberian imunostimulan yang dalam penggunaannya harus tepat dan sesuai, terutama dalam dosis dan lama waktu pemberian," ucap Gunanti.
Dia menjelaskan bahan yang dapat digunakan sebagai imunostimulan antara lain yang mengandung protein tinggi yaitu bahan yang dapat dibuat golongan patogen seperti parasit, bakteri, jamur, dan virus, serta dari mikro maupun makro alga. Bahan-bahan itu, lanjutnya, sudah dikembangkan sebagai bahan imunostimulan dalam bidang perikanan dan terbukti mampu meningkatkan pertahanan tubuh ikan maupun udang.
Baca juga: Fakultas Farmasi Unair mendorong adanya UU Pengawasan Obat dan Makanan
Baca juga: Pameran seni FIB Unair-Komunitas Adhicipta beri edukasi budaya
"Bahan-bahan seperti protein imunogenik Zoothamnium Peanei, dinding sel bakteri Vibrio Harveyi, dan Protein VB 28 dari Virus WSSV yang telah dikembangkan sebagai bahan imunostimulan. Sementara itu bahan-bahan seperti protein dari Chlorella Vulgaris dan Sargassun sp masih dalam proses pengembangan," ujar pengampu mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan tersebut.
Pemberian imunostimulan dalam budi daya perikanan, kata dia, dapat meningkatkan pertahanan tubuh, menurunkan infeksi tubuh, dan menurunkan virus inang. Protein imunostimulan, sambungnya, dapat diberikan di lapangan maupun di tambak. "Udang akan tumbuh dan hidup dengan baik setelah diberi imunostimulan," ujar penyandang gelar Magister Sains tersebut.