Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong implementasi Merdeka Belajar ke-24 bertajuk transisi PAUD ke SD/MI/sederajat yang menyenangkan agar terus berlanjut pada 2024.
“Berdasarkan capaian 2023, tentu kita sangat bersyukur dan optimistis bahwa kita akan terus melanjutkan gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan di m 2024 ini,” kata Plt. Direktur PAUD Kemendikbudristek Komalasari dalam Sosialisasi Penguatan Implementasi Transisi PAUD ke SD 2024 di Jakarta, Selasa.
Komala mengatakan gerakan tersebut akan berlanjut dengan fokus pada penguatan pembelajaran baik di tingkat PAUD maupun SD sehingga mampu membangun kemampuan fondasi anak.
Ada enam kemampuan fondasi pada anak usia dini yang ingin dibentuk melalui kebijakan ini yaitu mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, serta kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar.
Kemudian, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, serta pemaknaan belajar yang menyenangkan dan positif.
Oleh sebab itu, Kemendikbudristek akan melakukan beberapa upaya dalam rangka penguatan dukungan untuk perubahan pembelajaran di SD dan PAUD seperti melalui media publikasi baik cetak maupun digital, video praktik baik, serta melibatkan guru-guru digital content creator.
Selain itu, pemerintah juga akan melakukan penguatan terhadap kapasitas program sekolah penggerak (PSP) untuk PAUD dan SD melalui diklat teknis Learning management system (LMS) di platform Merdeka Mengajar (PMM) dengan dukungan kuota dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Selanjutnya, memperkuat kapasitas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan untuk melakukan advokasi yakni melengkapi paket materi bagi pemahaman dan menjaga keselarasan substansi serta memperkuat materi pemahaman manfaat Forum Komunikasi PAUD-SD.
Baca juga: Kemendikbudristek: Penyelarasan bagian penting dalam relevansi pendidikan vokasi
Baca juga: Kemendikbud: Tiga esensi penting dalam transformasi pendidikan
Berikutnya, memperkuat koordinasi dengan kementerian/lembaga (K/L) yakni dengan Kementerian Agama melalui MoU, melakukan audiensi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Bappenas untuk dukungan pada gerakan dan relevansinya pada pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Terakhir, memperkuat peran mitra dalam menginternalisasi pemahaman perubahan pembelajaran yang perlu terjadi yakni dengan Pokja Bunda PAUD dan mitra nasional yang mengintervebsi SD terutama pada pencapaian target perubahan ketiga