DPRD Mataram dukung usulan penurunan "passing grade"

id Passing grade

DPRD Mataram dukung usulan penurunan "passing grade"

Seorang peserta tes calon pegawai negeri sipil Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menangis ketika keluar dari ruang tes karena nilainya kurang dua poin untuk bisa lulus "passing grade". (/)

Mataram (Antaranews NTB)- Kalangan DPRD Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendukung langkah Pemerintah Kota (Pemkot) setempat yang akan mengusulkan penurunan nilai ambang batas (passing grade) dalam rekrutmen calon pengawai negeri sipil (CPNS) 2018 untuk memenuhi formasi yang ada.

"Kami lebih cenderung mendukung Pemkot mengusulkan penurunan `passing grade` dari pada dilakukan tes ulang," kata Ketua DPRD Kota Mataram, H Didi Sumardi SH, di Mataram, Rabu.

Pernyataan itu dikemukakannya menanggapi hasil proses tes CPNS 2018, di mana dari hasil seleksi yang dilakukan terisi hanya 30,5 persen dari 262 formasi yang ada atau formasi yang dapat terisi hanya 93 formasi sedangkan 169 formasi kosong.

Politisi dari Partai Golkar ini mengatakan, rekrutmen CPNS dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, baik untuk tenaga guru, kesehatan dan tenaga teknis lainnya, maka formasi 169 yang kosong itu harus dapat terisi.

Salah satunya dengan mengusulkan penurunan "passing grade" agar peserta lain bisa terakomodasi sesuai standar yang akan ditetapkan.

"Kalau menggunakan sistem perangkingan, kami yakin peserta tes CPNS Mataram mampu memenuhi kualifikasi karena yang terseleksi adalah yang lebih unggul. Perangkingan juga merupakan wujud dari proses selektif begitu juga dengan upaya penurunan `passing grade`," katanya.

Sedangkan untuk alternatif pelaksanaan ujian ulang, Didi kurang setuju karena proses tersebut tidak menjamin hasil lebih baik, dan hal itu hanya akan membuang waktu dan anggaran. "Kalau hasilnya lebih rendah bagaimana," ujarnya.

Lebih jauh, Didi bersyukur, dengan hasil persentase kelulusan untuk peserta di Kota Mataram yang mencapai lebih dari 30 persen. Baginya, hasil tersebut luar biasa jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain.

Di daerah lain, kata dia, pencapaiannya banyak di bawah 10 persen sementara Kota Mataram lebih 30 persen. Hal itu menunjukan adanya indikasi bahwa kualitas SDM di Mataram lebih bagus.

"Itu menjadi kebanggan bagi saya, meskipun formasi yang kosong lebih banyak dari yang terisi. Hal itulah `PR` bagi Pemkot Mataram untuk mencari formula yang efektif," ujar Didi. **4***