Santiago (ANTARA) - Pejabat Chile pada Sabtu melaporkan bahwa bayi dalam kandungan seorang migran Venezuela meninggal saat sang ibu menunggu visa yang sesuai untuk menyeberangi perbatasan dari Peru ke Chile.
Peru Juni lalu menekan arus migrasi, dengan mengharuskan para migran memiliki paspor dan visa untuk tinggal di negara tersebut. Aturan baru itu mendorong sejumlah migran untuk pergi ke Chile.
Kementerian Luar Negeri Chile dalam satu pernyataan menyatakan pihaknya menyesalkan kematian bayi dalam kandungan tersebut, namun mengatakan "tidak mungkin memberikan bantuan medis bagi warga asing di negara tetangga."
Hancurnya perekonomian Venezuela menyebabkan krisis migrasi terbesar dalam sejarah Amerika Selatan baru-baru ini. Chile, salah satu negara Amerika Latin yang perekonomiannya paling stabil sekaligus paling kuat menjadi magnet tersendiri bagi warga Venezuela untuk mencari tempat tinggal baru.
Imigrasi ke Chile melonjak enam kali lipat dalam kurang dari 30 tahun, dari 114.500 pada 1992 hingga 746.465 pada tahun lalu. Mayoritas migran baru-baru ini berasal dari Haiti dan Venezuela.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56