Pemkot Mataram efisiensi tender pembangunan "Bale Budaya" Rp500 juta

id RTH,pagutan,mataram

Pemkot Mataram efisiensi tender pembangunan "Bale Budaya" Rp500 juta

Pembangunan "Bale Budaya" atau rumah budaya di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera dilanjutkan. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, meneruskan pembangunan "Bale Budaya" atau rumah budaya di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan untuk menghidupkan industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) sehingga mampu menggerakkan ekonomi masyarakat.

Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Lalu Alwan Basri di Mataram, Senin, mengatakan Bale Budaya yang dibangun di areal RTH Pagutan ini, merupakan sebuah "becingah" atau aula serba guna khas Suku Sasak dengan ukuran 48x48 meter yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seni, budaya, serta edukasi di Kota Mataram.

"Karena itu pembangunan Bale Budaya, memang harus segera rampung agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat sehingga bangunan itu dapat menjadi salah satu potensi pendapatan daerah yang baru," katanya.

Selain juga akan menghidupkan industri pertemuan hingga pameran di wilayah Kota Mataram.

Pihaknya yakin, jika sudah rampung banyak penyelenggara MICE termasuk EO (event organizer) yang akan bisa memanfaatkan tempat tersebut sebab areal Bale Budaya didukung dengan kawasan terbuka, dan tempat parkir luas, apalagi bisa disewakan dengan harga lebih rendah dibandingkan tempat lain.

"Misalnya, kalau di Islamic Center harga sewa gedung mencapai Rp20 juta, kita bisa Rp10 juta atau Rp15 juta yang penting ada pemasukan," katanya.

Terkait dengan teknis pembangunan, ia mengatakan, pelaksanaan tender pembangunan mengalami efisiensi anggaran sebesar Rp500 juta, dari pagu Rp1,8 miliar kontrak menjadi Rp1,3 miliar.

"Pemenang tender Bale Budaya sudah tanda tangan kontrak senilai Rp1,3 miliar dari pagu Rp1,8 miliar. Jadi kita bisa hemat Rp500 juta," katanya.

Menurutnya, pengurangan anggaran tersebut tidak akan mengurangi kualitas konstruksi bangunan sebab sebelum diserahkan proyek terlebih dahulu akan dikaji kelayakan dan kualitasnya oleh tim ahli.

"Mereka berani menawar sampai kurang Rp500 juta, berarti mereka sudah sanggup dengan spesifikasi yang kita tawarkan," katanya.

Sementara terkait dengan batas waktu, Alwan optimistis pemenang tender akan melakukan upaya percepatan dengan penambahan tenaga atau upaya lainnya agar bisa selesai tepat waktu.

"Insya Allah, kontraktor bisa selesai tepat waktu sebab ini pembangunan lanjutan bukan bangun dari awal," katanya.

Sementara menyinggung tentang sisa tender, Alwan mengatakan, anggaran itu bisa digunakan lagi untuk melengkapi fasilitas pendukung yang ada di seputar "Bale Budaya".

"Kelebihan anggaran Rp500 juta bisa digunakan lagi untuk pekerjaan yang masih kurang," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi sebelumnya, mengatakan, anggaran tersebut akan digunakan untuk penyelesaian bangunan hingga rampung, sebab bangunan "Bale Budaya" yang ada saat ini baru terbangun hanya tiang-tiangnya saja.

Karenanya, anggaran itu akan digunakan untuk pemasangan atap, lantai, dan berbagai ornamen dengan kearifan lokal sesuai dengan konsep yang sudah ada.

"Kita targetkan dengan kontrak pembangunan ini, bangunan 'Bale Budaya' bisa tuntas agar segera dapat dimanfaatkan," ujarnya.