Dishutbuntan: Penurunan Harga Gabah Pengaruhi UPSUS

id upsus tak

Dishutbuntan: Penurunan Harga Gabah Pengaruhi UPSUS

Kepala Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian (Dishutbuntan) Sumbawa Barat IGB Sumbawanto.

"Jelas sangat berpengaruh karena kondisi ini akan menurunkan semangat petani untuk menanam padi. Kami khawatir target produksi upsus tidak tercapai"
Mataram,  (Antara NTB)- Kepala Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian (Dishutbuntan) Sumbawa Barat IGB Sumbawanto menyatakan penurunan harga gabah di tingkat petani akan berpengaruh besar terhadap program upaya khusus (upsus) swasembada pangan.

"Jelas sangat berpengaruh karena kondisi ini akan menurunkan semangat petani untuk menanam padi. Kami khawatir target produksi upsus tidak tercapai," kata Sumbawanto ketika dikonfirmasi di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.

Oleh karena itu, ia berharap agar pemerintah segera mengambil langkah-langkah penanganan agar harga gabah bisa stabil sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yang diatur dalam Perpres Nomor 5 Tahun 2015 yang ditetapkan sebesar Rp3.700 per kilogram. Sementara saat ini harga gabah paling rendah Rp2.900 per kilogram.

Ia menyatakan upsus swasembada produksi semestinya disertai pula dengan upsus pengamanan harga produksi. Apalagi program upsus tersebut juga dibarengi dengan penambahan target lahan penanaman dan target produksi.

Di Sumbawa Barat untuk upsus tanaman padi target lahan tanam seluas 19.821 ribu hektare atau naik 10 persen dari luas lahan tanam yang sudah dikelola petani 11.300 hektare.

Sementara target produksi gabah naik menjadi 101.000 ton dari total produksi tahun 2014 sebanyak 85.000 ton. Sedangkan untuk upsus jagung, target luas lahan tanam yang ditetapkan pemerintah naik menjadi seluas 10.000 hektare dari 6.000 hektare sebelumnya.

Demikian pula untuk upsus kedelai, target luas lahan tanam ditetapkan menjadi seluas 8.000 hektare dari sebelumnya 1.000 hektare.

"Logikanya, kalau luas lahan tanam naik, maka target produksi juga naik. Pertanyaannya, mau dikemanakan produksi yang begitu banyak jika pemerintah tidak menyiapkan upsus juga untuk pemasaran produksi," katanya.

Sumbawanto mengakui pihaknya sudah dihubungi oleh penanggung jawab upsus swasembada pangan untuk wilayah NTB dari Jakarta yang meminta laporan tentang perkembangan harga gabah, jagung dan kedelai di daerah.

"Semua hal menyangkut harga sudah kita laporkan dan kita berharap agar kondisi harga di lapangan saat ini bisa menjadi perhatian pemerintah pusat untuk menggelontorkan upaya khusus pula dalam hal pengamanan harga," ucap Sumbawanto. (*)