Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyaksikan penandatanganan tiga nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) business-to-business (B2B) antara empat perusahaan Indonesia dengan empat importir Australia senilai 3,6 juta dolar AS.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut merupakan rangkaian agenda business luncheon dengan Pemerintah Negara Bagian New South Wales (NSW) di Sydney, Australia pada Senin (3/7) waktu setempat.
"Kali ini, tiga nota kesepahaman akan ditandatangani senilai 3,6 juta dolar AS. Diharapkan penandatanganan tersebut dapat meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dan Australia serta berkontribusi pada kinerja ekspor nonmigas," ujar Djatmiko melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Menurut Djatmiko, penandatanganan sejumlah nota kesepahaman merupakan langkah penting dalam mengembangkan kerja sama ekonomi dan perdagangan yang belum tergarap antara kedua negara.
Australia dinilai sebagai mitra strategis Indonesia dan ASEAN. Keduanya pun berdekatan secara geografis. Meskipun demikian, masih terdapat potensi kerja sama antara kedua negara yang perlu ditingkatkan. "Diharapkan nota-nota kesepahaman ini dapat menjadi titik awal munculnya kolaborasi yang kuat, untuk menciptakan peluang bisnis dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia dan Australia," kata Djatmiko.
Lebih lanjut, Indonesia dan Australia memiliki hubungan ekonomi yang sangat penting. Pada 2022, nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai 13,3 miliar dolar AS. Nilai tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Para pelaku usaha dan masyarakat perlu memanfaatkan sepenuhnya perjanjian perdagangan yang sudah ada seperti Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA), ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (FTA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
"Perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Australia akan lebih berkembang jika kita bisa memanfaatkan perjanjian-perjanjian ini dengan maksimal. Untuk itu, saya mendorong komunitas bisnis Australia untuk berkolaborasi dengan Indonesia," katanya.
Baca juga: JMFW menjadi langkah menuju Indonesia negara maju
Baca juga: Pelemahan rupiah hingga kerja sama perdagangan dengan Iran
Sementara itu, Atase Perdagangan Canberra Agung Haris Setiawan mengatakan beberapa nota kesepahaman yang ditandatangani merupakan inisiasi Atase Perdagangan Canberra dan Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Sydney.
Hal ini juga sebagai salah satu langkah nyata dari implementasi perundingan IA-CEPA yang telah berlaku sejak 5 Juli 2020. "Kami perwakilan perdagangan, khususnya di Australia akan selalu berupaya melakukan langkah-langkah yang dapat mendorong ekspor produk Indonesia. Penandatanganan nota kesepahaman hari ini merupakan bentuk konkret upaya peningkatan hubungan dagang Indonesia-Australia," ujar Haris.
Berita Terkait
Bahrain imbang skor 2-2 lawan Australia, Indonesia masih peringkat tiga
Rabu, 20 November 2024 5:23
Timnas Indonesia terima sanksi dari FIFA
Senin, 11 November 2024 5:14
Timnas futsal kalahkan Australia 3-1
Selasa, 5 November 2024 17:35
Made Suwandewi jadi atlet pertama Indonesia di liga kriket Australia
Minggu, 27 Oktober 2024 6:05
Pelatih Nova targetkan timnas U-17 Indonesia kalahkan Australia
Sabtu, 26 Oktober 2024 4:24
Nusantara rakes in Rp1.15 trillion in foreign investment
Kamis, 26 September 2024 5:50
Barantin pastikan tak ada hewan impor berbahaya masuk Indonesia
Rabu, 11 September 2024 9:45
Pelatih Australia Graham sesalkan banyaknya peluang terbuang kontra Indonesia
Rabu, 11 September 2024 8:07