Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat dana pihak ketiga atau DPK rumah tangga mampu tumbuh cukup tinggi hingga 9,63 persen pada tahun 2024.
"Rumah tangga masih menunjukkan pertumbuhan dana pihak ketiga," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB Berry Arifsyah Harahap dalam pernyataan di Mataram, Jumat.
Berry mengungkapkan permintaan rumah tangga terhadap dana pihak ketiga secara nasional terkendala, sedangkan Nusa Tenggara Barat justru memiliki pola peningkatan.
Menurut dia, rumah tangga di Nusa Tenggara Barat masih cukup mampu melakukan konsumsi yang membuat deposito meningkat.
"Rumah tangga memiliki view konsumsi saat ini sudah cukup, sehingga mereka bisa melakukan deposito," kata Berry.
Baca juga: DPK di Bali tahun 2023 lebih besar dibandingkan penyaluran kredit
Lebih lanjut ia menjelaskan penghimpunan dana rumah tangga tidak sekedar mencukupi, namun berlebih. Hal itu membuat dana berlebih itu ditempatkan untuk instrumen tabungan jangka panjang berupa deposito.
Total nilai tabungan DPK rumah tangga di Nusa Tenggara Barat pada triwulan III 2024 tumbuh 12,19 persen dengan rincian nilai tabungan Rp0-100 juta sebanyak 6,40 persen, tabungan Rp100-500 juta sebanyak 10,16 persen, tabungan Rp500 juta sampai Rp1 miliar mencapai 10,22 persen, dan tabungan di atas Rp1 miliar sebanyak 45,38 persen.
Pada triwulan IV 2024 tercatat total nilai tabungan DPK rumah tangga mencapai 10,13 persen dengan rincian tabungan Rp0-100 juta sebanyak 5,86 persen, tabungan Rp100-500 juta sebanyak 7,37 persen, tabungan Rp500 juta sampai Rp1 miliar mencapai 10,37 persen, dan tabungan di atas Rp1 miliar mencapai 37,86 persen.
Dana pihak ketiga rumah tangga di NTB pada 2024 tumbuh 9,63 persen

Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB Berry Arifsyah Harahap. (ANTARA/Sugiharto Purnama)