Mataram (ANTARA) - Warga Desa Adat Kubutambahan tidak tahu menahu terkait rencana pembangunan bandara internasional di Kabupaten Buleleng, Bali.
"Kami belum menerima informasi apa-apa, justru saya baru mengetahuinya dari media," kata Kelian Desa Adat Kubutambahan Jro Pasek Ketut Warkadea, Selasa.
Bahkan dirinya juga belum mendapat informasi terkait kedatangan tim dari Kemenhub.
Karena itu, pihak adat mengaku merasa dilangkahi dengan rencananya pembangunan bandara itu terlebih lagi informasinya berada di atas tanah milik adat dengan status tanah duwen pura.
Ia memperkirakan kedatangan tim kemenhub itu tidak terlepas dari dari draft rancangan lokasi bandara yang belum lama ini diterima oleh pihak adat.
“Kami tidak keberatan ada bandara di sana. tapi status lahnnya sebagai lahan duwen pura," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada Kamis 5 September 2019 lalu menerjunkan tim ke lokasi pembangunan bandara. Mereka mencocokkan tiga titik koordinat yang sudah dikaji oleh konsorsium.
Khususnya untuk lintasan pesawat (runway), dirancang dengan posisi dari ujung lahan di timur sampai di barat sampai batas jalan Singaraja–Kintamani. Runway memiliki panjang keseluruhan 3.720 meter.
Berita Terkait
PT BIBU ke KBRI Singapura gaet pengusaha Bandara Bali Utara
Rabu, 18 Desember 2024 5:47
Tokoh Puri Bali dukung bandara Bali Utara
Selasa, 21 Mei 2024 19:22
BIBU temui Raja Bali bahas pembangunan bandara Bali Utara
Sabtu, 10 Desember 2022 15:50
Sumberklampok Buleleng jadi lokasi Bandara Bali Utara
Sabtu, 30 Juli 2022 7:20
Pembangunan BIBU jangan korbankan pura dan situs
Rabu, 11 September 2019 21:33
Pengamat pariwisata Bali sayangkan lambannya "penlok" Bandara Bali Utara
Sabtu, 23 Februari 2019 19:34
Pandangan mantan Kasau soal Bandara Bali Utara
Sabtu, 9 Februari 2019 21:31
Bandara Bali Utara lebih baik di lepas pantai
Rabu, 16 Januari 2019 21:54