Surabaya (ANTARA) - Co-Pilot Fadly Satrianto sempat menghubungi keluarganya sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terbang dari Jakarta ke Pontianak, Kalimantan Barat, yang akhirnya mengalami kecelakaan di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2020.
Sumarzen Marzuki, ayah kandung Fadly, di Surabaya, Minggu mengatakan putra bungsu dari tiga bersaudara itu selalu menelepon ibunya, Ninik Andriyani, setiap kali akan terbang.
"Kemarin saat telepon, ibunya tanya, mau terbang bawa pesawat atau tidak. Dijawab tidak," katanya, saat dikonfirmasi di rumahnya, Jalan Tanjung Pinang Surabaya.
Sumarzen menjelaskan putra-nya bekerja di maskapai penerbangan "Nam Air", yang merupakan anak perusahaan Sriwijaya Air.
"Dia rencananya membawa pesawat Nam Air sebagai Co-Pilot dari Pontianak. Saat berangkat dari Jakarta menuju Pontianak itu dia mengabari ibunya via telepon," ungkap-nya.
Sumarzen kemarin malam juga telah ditelepon oleh pihak Maskapai Nam Air atas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Pihak Nam Air menyampaikan permohonan maaf atas musibah ini. Di dalam pesawat Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan itu juga memuat kru Nam Air lengkap, mulai dari pilot hingga pramugari yang rencananya akan terbang bersama anak saya. Tujuannya kemana saya tidak tahu," katanya menjelaskan.
Saat kecelakaan terjadi, Fadly berusia 28 tahun dan masih lajang. Sumarzen mengisahkan, Fadly menjalani sekolah penerbangan setelah mendapatkan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Airlangga Surabaya.
Alumnus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Surabaya itu langsung bekerja di Maskapai Penerbangan Nam Air setelah lulus dari serangkaian sekolah penerbangan, yang dijalaninya selama tiga tahun terakhir.
"Menjadi pilot adalah cita-citanya sejak kecil," ucap Sumarzen.
Satu persatu kerabat tampak mendatangi rumah Sumarzen untuk menyampaikan belasungkawa atas musibah yang dialami putra-nya.
Mantan pejabat di perusahaan Badan Usaha Milik Negara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III ini terlihat tegar sembari menerima tamu-tamu yang terus berdatangan. Sementara istri-nya Ninik Andriyani terlihat tak kuasa membendung kesedihan dengan terus menerus menangis.
Berita Terkait
Sriwijaya Mania sesalkan tembakan gas air mata ke suporter
Senin, 3 Oktober 2022 5:39
Kejaksaan Agung mendalami aliran dana Asabri ke petinggi Sriwijaya
Kamis, 11 Maret 2021 9:21
Tim DVI mengidentifikasi jenazah pilot dan dua penumpang Sriwijaya Air
Jumat, 29 Januari 2021 20:19
Keluarga korban kecelakaan Sriwijaya Air tabur bunga di Kepulauan Seribu
Jumat, 22 Januari 2021 11:20
SAR gabungan mengumpulkan 14 kantong jenazah korban SJ-182 hari ke-11
Selasa, 19 Januari 2021 21:33
RS Polri menerima 310 kantong jenazah korban kecelakaan Sriwijaya Air
Selasa, 19 Januari 2021 11:00
Tim DVI RS Polri identifikasi lima jenazah korban pesawat Sriwijaya Air
Selasa, 19 Januari 2021 6:20
Tim DVI Polri mengidentifikasi lima jenazah korban Sriwijaya Air
Minggu, 17 Januari 2021 22:09