Pembalap Jepang Haruki Noguchi meninggal setelah kecelakaan di Sirkuit Mandalika
cedera kepala berat akibat terjatuh saat mengikuti race 2 kelas ASB 1000
Mataram (ANTARA) - Pembalap Jepang yang membela SDC MS Harc Pro Honda Ph Haruki Noguchi dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (16/8) seusai mengalami kecelakaan parah di ARRC Sirkuit Mandalika 2023, Minggu (13/8).
Direktur RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dr Lalu Herman Mahaputra membenarkan meninggalnya pembalap muda asal Jepang yang membela SDC MS Harc Pro Honda Ph setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB.
"Meninggal hari Rabu (16/8) pukul 17.35 WITA di ruang ICU RSUD Provinsi NTB," ujarnya usai menghadiri peringatan HUT ke-78 RI di Kantor Gubernur NTB di Mataram, Kamis.
Ia menjelaskan Haruki Noguchi meninggal akibat cedera kepala berat akibat terjatuh saat mengikuti race 2 kelas ASB 1000 di Sirkuit Mandalika, Minggu (13/8).
"Penyebab kematian karena cedera kepala berat atau multipel trauma, mulai dari kepala sampai leher," terang dokter Jack sapaan akrabnya.
Dokter Jack mengakui selama dalam perawatan di RSUD Provinsi NTB, pihaknya melibatkan tim dokter terbaik. Mulai dari dokter spesialis emergency, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis bedah saraf, spesialis bedah umum, spesialis radiologi, dan spesialis torak rediofaskuler.
Bahkan pihaknya juga sudah melakukan penanganan sesuai dengan SOP mulai evakuasi di sirkuit di tikungan 10 tempat Haruki Noguchi mengalami kecelakaan.
"Jadi tim kesehatan sudah melakukan sesuai dengan standar dan itu juga kami lakukan dalam hitungan waktu sangat baik, per tindakan dua menit sampai kami membawa ke medical di sirkuit menunggu kondisinya stabil untuk kemudian kami sepakat membawa ke RSUP NTB," ujarnya.
"Kami juga sudah instruksikan tim baik di IGD dan ruang operasi untuk mengawal. Sempat sudah stabil, kami monitor observasi ketat oleh tim selama di rawat kami berhasil merawat sampai hari ke 4 mulai Minggu sampai Rabu," sambungnya.
Namun meski sudah bekerja maksimal, takdir berkendak lain pebalap berusia 22 tahun tersebut dinyatakan meninggal pada Rabu kemarin.
"Kita sudah bekerja semaksimal mungkin. Tapi Tuhan berkehendak lain. Dan kami sudah menjelaskan kepada keluarganya yang datang dari Jepang dan pihak keluarga pun sudah menerima dan mengikhlaskan," ucapnya.
Direktur RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dr Lalu Herman Mahaputra membenarkan meninggalnya pembalap muda asal Jepang yang membela SDC MS Harc Pro Honda Ph setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB.
"Meninggal hari Rabu (16/8) pukul 17.35 WITA di ruang ICU RSUD Provinsi NTB," ujarnya usai menghadiri peringatan HUT ke-78 RI di Kantor Gubernur NTB di Mataram, Kamis.
Ia menjelaskan Haruki Noguchi meninggal akibat cedera kepala berat akibat terjatuh saat mengikuti race 2 kelas ASB 1000 di Sirkuit Mandalika, Minggu (13/8).
"Penyebab kematian karena cedera kepala berat atau multipel trauma, mulai dari kepala sampai leher," terang dokter Jack sapaan akrabnya.
Dokter Jack mengakui selama dalam perawatan di RSUD Provinsi NTB, pihaknya melibatkan tim dokter terbaik. Mulai dari dokter spesialis emergency, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis bedah saraf, spesialis bedah umum, spesialis radiologi, dan spesialis torak rediofaskuler.
Bahkan pihaknya juga sudah melakukan penanganan sesuai dengan SOP mulai evakuasi di sirkuit di tikungan 10 tempat Haruki Noguchi mengalami kecelakaan.
"Jadi tim kesehatan sudah melakukan sesuai dengan standar dan itu juga kami lakukan dalam hitungan waktu sangat baik, per tindakan dua menit sampai kami membawa ke medical di sirkuit menunggu kondisinya stabil untuk kemudian kami sepakat membawa ke RSUP NTB," ujarnya.
"Kami juga sudah instruksikan tim baik di IGD dan ruang operasi untuk mengawal. Sempat sudah stabil, kami monitor observasi ketat oleh tim selama di rawat kami berhasil merawat sampai hari ke 4 mulai Minggu sampai Rabu," sambungnya.
Namun meski sudah bekerja maksimal, takdir berkendak lain pebalap berusia 22 tahun tersebut dinyatakan meninggal pada Rabu kemarin.
"Kita sudah bekerja semaksimal mungkin. Tapi Tuhan berkehendak lain. Dan kami sudah menjelaskan kepada keluarganya yang datang dari Jepang dan pihak keluarga pun sudah menerima dan mengikhlaskan," ucapnya.