Pokmaswas Sumbawa Barat kesulitan hadapi Nelayan "kompresor"

id pokmaswas kelautan

Pokmaswas Sumbawa Barat kesulitan hadapi Nelayan "kompresor"

Anggota Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Liang Kuru, Desa Sepakek, Sumbawa Barat, NTB, mengadakan pertemuan dengan polisi khusus kelautan dari Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, di Sumbawa Barat, Senin (11/4). (Awaludin/Antara NTB) (1)

"Diduga mereka menangkap ikan dengan cara memanah dan menggunakan racun sejenis potasium"
Sumbawa Barat (Antara NTB) - Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Liang Kuru, Desa Sepakek, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat kesulitan menghadapi nelayan yang menangkap ikan dengan cara menyelam menggunakan udara dari kompresor sambil menebar potasium.

"Diduga mereka menangkap ikan dengan cara memanah dan menggunakan racun sejenis potasium," kata Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Liang Kuru Syarifuddin Aries, ketika menerima kunjungan Polisi Khusus (Polsus) Kelautan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Nusa Tenggara Barat (NTB), di Sumbawa Barat, Senin.

Menurut Syarifuddin, aktivitas penangkapan ikan menggunakan potasium masih marak terjadi di sekitar wilayah perairan laut di daerahnya. Para pelaku diduga berasal dari Desa Sepakek dan Pulau Bungin.

Anggota Pokmaswas Liang Kuru sudah beberapa kali memberikan peringatan kepada nelayan yang berasal dari luar desa agar tidak lagi melakukan penangkapan ikan menggunakan kompresor dan potasium. Bahkan, mengancam akan melakukan tindakan tegas sesuai aturan adat.

"Tapi nelayan dari dalam desa sendiri yang sulit dihadapi. Mereka malah bilang ini laut bukan punya kamu, kalau mau nangkap pakai kompresor beli kompresor biar kita menangkap ikan sama-sama pakai kompresor," tutur Syarifuddin meniru uapan nelayan dari daerahnya yang diduga sering menangkap ikan menggunakan potasium.

Ia menambahkan, pihaknya tidak ingin masalah penangkapan ikan menggunakan cara-cara tidak ramah lingkungan yang dilakukan oleh warga dari dalam desanya menjadi persoalan antarkampung.

Oleh sebab itu, perlu ada peran dari DKP NTB dan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Sumbawa Barat, untuk mencarikan solusi bersama agar seluruh nelayan di Desa Sepakek, benar-benar memahami arti penting menjaga keberlanjutan perikanan tangkap di daerahnya.

"Kalau pelaku dari luar desa kami bisa awasi, meskipun dengan peralatan pengawasan seadanya," kata Syarifuddin.

Anggota Polsus Kelautan dari DKP NTB I Gusti Komang Yuliantara, mengatakan Pokmaswas Liang Kuru Desa Sepakek sudah mendapatkan bantuan "speed boat" berukuran mini dan pembangunan menara pengawas dari pemerintah untuk menunjang tugas pokok dan fungsi mereka mengawasi setiap pelanggaran terkait kelautan.

Ia meminta agar seluruh anggota Pokmaswas Liang Kuru kompak dalam melawan pelaku penangkapan ikan menggunakan cara-cara melanggar hukum demi menjaga keberlanjutan usaha penangkapan ikan di laut.

"Saya minta kompak, kalau ada nelayan yang diduga menangkap ikan menggunakan kompresor dan potasium, tarik perahunya ke pinggir, amankan barang bukti dan sita perahunya sampai proses hukum selesai," ujar Yuliantara memberikan pengarahan.

Pertemuan dengan pengurus Pokmaswas Liang Kuru Desa Sepakek tersebut juga diikuti oleh Kepala Bidang Kelautan dan Pengawasan Pulau-pulau Kecil Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Sumbawa Barat Noto Karyono, Kepala Satuan Kerja (Satker) Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur Mubaraq, serta anggota Kepolisian Daerah NTB Kompol Gonjalez. (*)