Perempuan berdaya jadi kunci sambut bonus demografi

id Perempuan berdaya,Bonus demografi,Kepala BKKBN

Perempuan berdaya jadi kunci sambut bonus demografi

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam temu media di Kantor BKKBN, Jakarta, pada Jumat (9/8/2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyampaikan perempuan yang berdaya dan produktif kunci untuk menyambut bonus demografi.

"Perempuan harus diberdayakan. Kalau Anda suami, harus mendukung (istri). Kunci menyambut bonus demografi itu perempuan harus berdaya dan produktif," kata Hasto dalam temu media di Kantor BKKBN, Jakarta, Jumat.

Ia menyatakan untuk menyambut demografi, produktivitas kerja mesti ditingkatkan. Namun, saat ini rata-rata penduduk yang bekerja lebih dari 35 jam dalam sepekan tidak lebih dari 70 persen.

"Sisanya banyak nganggur. Pesan saya, gunakan waktu yang penting dan mendesak untuk bekerja menghasilkan sesuatu dan bisa menabung. Kalau perlu, tabungannya juga produktif, dan akan lebih hebat lagi kalau anak-anak muda bisa menciptakan dan merekrut tenaga kerja," ujar dia.

Terkait Generasi Emas 2045, Hasto mengingatkan masyarakat perlu waspada dan cemas mulai dari sekarang.

"Sejauh mana kesiapan kita, jika belum siap bahaya. Kalau mau cemas, sekarang cemasnya. Jadi, sebelum generasi emas harus cemas supaya kita siap," ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui keluarga, di mana syarat SDM berkualitas dan unggul adalah balita mesti sehat dan tidak stunting.

"Kualitas SDM itu sumbernya keluarga yang berkualitas. Di dalam SDM ada anak, remaja, usia kerja, dan perempuan. Itu semua ada di unsur-unsur keluarga, dan yang bisa mendorong orang itu berkualitas atau tidak adalah keluarga," tuturnya.

Ia juga mengingatkan perempuan yang hamil sebelum berusia 20 tahun berisiko melahirkan anak stunting.

Baca juga: BKKBN menyarankan konsumsi tablet tambah darah jika haid
Baca juga: Kepala BKKBN minta kepala desa perhatikan sanitasi yang tak layak


"Jika perempuan sudah umur 35 tahun ke atas sebaiknya tidak hamil lagi karena berisiko bagi anak dan ibu, serta berpotensi melahirkan anak stunting sangat tinggi. Jangan juga hamil terlalu muda kurang dari 20 tahun karena berpotensi hal yang sama," ucap Hasto.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya persiapan kehamilan atau prakonsepsi bagi pasangan usia subur atau calon pengantin.*