Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), melakukan identifikasi terhadap puluhan manusia silver, badut, anak jalanan, gelandangan, dan pengemis yang berhasil ditertibkan selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah/2025.
Kepala Dinsos Kota Mataram Lalu Samsul Adnan di Mataram, Selasa, mengatakan puluhan manusia silver, badut, anak jalanan, gelandangan, dan pengemis, yang berhasil ditertibkan karena dinilai mengganggu ketertiban masyarakat.
"Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditertibkan itu sekitar 36 orang," katanya.
Hingga saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terhadap masing-masing PMKS. Dari data sementara, kata dia, untuk PMKS manusia silver merupakan orang dari luar daerah.
Baca juga: Jelang Idul Fitri, Patroli PMKS di Kota Mataran ditingkatkan
Bahkan dari pengakuan mereka, lanjutnya, masih ada beberapa orang lagi. Karena itu Satgas Sosial Kota Mataram terus mencoba mencari tahu lokasi tempat tinggal mereka.
Modus yang dilakukan di lapangan menurut satgas sosial, mereka masih main kucing-kucingan dengan petugas. Artinya, ketika melihat satgas mereka langsung kabur.
"Karena itu kalau ada manusia silver, petugas tidak perlu mendekati tapi langsung panggil tim patroli untuk angkut dan diamankan di posko," katanya.
Sementara untuk memulangkan manusia silver dari luar daerah, kata dia, Dinsos Kota Mataram akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi NTB agar mereka bisa di pulang ke daerah masing-masing.
Baca juga: Mataram gencarkan razia untuk menekan aktivitas PMKS selama Ramadhan
Sedangkan penanganan PMKS dengan modus menggunakan baju badut tapi meminta-minta uang di jalan, dilakukan dengan menyita perlengkapan mereka. Penyitaan itu bersifat sementara. Lalau badut itu ternyata anak-anak, kata dia, maka orang tuanya harus datang dan membuat surat pernyataan.
Sedangkan kalau dia dewasa, lanjutnya, mereka akan teruskan ke kepala desanya. Artinya pejabat desa menandatangani surat pernyataan untuk melakukan pengawasan.
"Badut yang kami temukan sebagian besar dari luar Kota Mataram dan ada beberapa dari Kota Mataram," katanya.
Fenomena manusia silver kian marak di Kota Mataram di pertengahan bulan Ramadhan, sehingga sejumlah titik keramaian, seperti perempatan jalan, dipenuhi sejumlah orang yang melumuri tubuh mereka dengan cat silver untuk menarik perhatian warga.
Manusia itu kemudian menadahkan kotak untuk meminta uang kepada pengendara di perempatan jalan, pusat pertokoan, hingga SPBU.
Selain itu aksi badut, anak jalanan, gelandangan, dan pengemis, juga kian mewarnai Kota Mataram menjelang Idul Fitri dan menjadi atensi satgas sosial.
"Jumlah PMKS tersebut diprediksi akan terus bertambah sampai menjelang Lebaran, karena itu satgas kami dorong untuk meningkatkan pengawasan dan patroli," katanya.