DKP Mataram menargetkan tangkapan ikan tongkol capai 400 ton pada 2023

id produksi,ikan ,Mataram

DKP Mataram menargetkan tangkapan ikan tongkol capai 400 ton pada 2023

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Irwan Harimansyah. ANTARA/Nirkomala

Mataram, NTB (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menargetkan hasil tangkapan ikan tongkol pada 2023 mencapai 400 ton atau naik dari target pada 2022 sebanyak 350 ton.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Irwan Harimansyah di Mataram, Rabu, mengatakan kenaikan target produksi hasil tangkapan ikan tongkol tersebut karena realisasi tahun 2022 melampaui target.

"Tahun 2022, target produksi hasil tangkapan ikan tongkol sebanyak 350 ton, realisasi 400 ton. Jadi tahun ini target kita naikkan menjadi 400 ton," katanya.

Ia mengatakan sejak tahun 2018 produksi hasil tangkapan ikan tongkol nelayan Mataram rata-rata naik 10-20 persen. Jenis ikan tongkol menjadi hasil tangkapan yang mendominasi nelayan Mataram.

Kenaikan itu terjadi karena pada tahun 2022, banyak program subsidi alat tangkap dari pemerintah pusat kepada nelayan. Jumlah nelayan di Mataram tercatat 1.100 orang, buruh nelayan 500 dan sisanya pedagang.

"Produksi ikan tongkol di Mataram mendominasi hasil tangkapan nelayan, sisanya merupakan ikan dasar seperti kerapu, kakap, cumi, dan lainnya," katanya.

Sementara, selama musim angin barat sejak November 2022, produksi ikan laut di Mataram mengalami penurunan dari kondisi normal 30-32 ton per bulan menjadi 25-27 ton per bulan.

"Sejak masuk angin barat pada November 2022, hasil produksi ikan turun sebab hasil tangkapan nelayan berkurang," katanya.

Menurutnya, berdasarkan informasi dari BMKG dan pengalaman dari tahun ke tahun, kondisi angin barat akan terjadi hingga Maret 2023. Saat angin barat, nelayan tidak ada melaut.

Dampaknya, lanjut Irwan, harga ikan tongkol naik dari Rp30.000 per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram. Kenaikan itu, sambungnya, menyumbang inflasi di Kota Mataram pada Desember, ikan tongkol menyumbang inflasi 0,06 persen.

"Meskipun sumbangan inflasi itu masih pada batas wajar, namun harus segera diantisipasi karena tiga bulan ke depan masih masuk musim angin barat," katanya.

Terkait dengan itu, untuk menekan inflasi terhadap ikan khususnya jenis tongkol pada bulan-bulan berikutnya perlu menjadi atensi bagi TPID dalam mengambil langkah-langkah strategis.

"Salah satunya dengan menggelar operasi pasar dan menyiapkan jenis ikan laut lainnya, termasuk ikan air tawar sebagai alternatif konsumsi masyarakat," katanya.