Kebakaran TPST Bantargebang tak berdampak pada anak sekolah

id TPST Bantargebang,kebakaran bantargebang,kementerian pppa,aktivitas anak sekolah,nahar

Kebakaran TPST Bantargebang tak berdampak pada anak sekolah

Sejumlah petugas menggunakan eskavator melakukan proses pendinginan TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (29/10/2023). Menurut keterangan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta sebanyak 19 mobil pemadam dikerahkan untuk memadamkan api pada kebakaran yang terjadi pada pukul 13.30 WIB dan penyebab kebakaran di zona 2 TPST tersebut masih dalam penyelidikan. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/nz (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) memastikan kebakaran yang terjadi di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (29/10), tidak berdampak pada aktivitas anak-anak bersekolah.

"Sampai saat ini kebakaran tersebut tidak berdampak ke sekolah maupun pada anak-anak. Masyarakat masih melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Pasalnya, kata dia, kebakaran pada Minggu (29/10) terjadi di lahan pembuangan sampah bukan di pemukiman warga. Nahar menyebut kondisi lokasi kebakaran saat ini sudah tidak ada asap dan kegiatan warga berjalan seperti biasa. Sebelumnya peristiwa kebakaran terjadi pada Minggu (29/10) siang pukul 14.00 WIB di Zona 2 Jambore area TPST Bantargebang.

Lokasi kebakaran tepat di depan power house dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Zona 2 yang merupakan titik awal munculnya api itu, kata dia, bukan zona aktif dan berasal dari sampah-sampah kering yang terbawa angin.

Baca juga: Polisi tangkap pelaku pelecehan seksual anak dibawah umur di Jakbar
Baca juga: Kemen PPPA kutuk keras perdagangan orang


Puluhan armada mobil pemadam pun dikerahkan, antara lain empat mobil tanki air Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST), dua damkar UPST, 15 damkar dari DKI Jakarta, dan empat damkar dari Kota Bekasi. Selain itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga mengerahkan puluhan ekskavator (mesin pengeruk) untuk membalik sampah yang terbakar dan melakukan penyiraman.