Wakil Bupati Lombok Tengah mengukuhkan komunitas guru penggerak

id guru lombok tengah,guru penggerak,komunitas guru penggerak

Wakil Bupati Lombok Tengah mengukuhkan komunitas guru penggerak

Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah berfoto bersama para guru pada acara pengukuhan komunitas guru penggerak di Praya, Lomboj Tengah, Kamis (22/12/2022). (ANTARA/Humas Pemkab Lombok Tengah)

Praya (ANTARA) - Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah mengukuhkan komunitas guru penggerak yang beranggotakan 250 orang di sela Lokakarya 7 Program Guru Penggerak Angkatan 5 pada Kamis.

"Kepada para peserta agar menjadi pribadi yang berkompeten, kreatif, dan inovatif, sehingga nantinya dapat menunjang pencapaian visi misi Kabupaten Lombok Tengah yang beriman, sejahtera, bermutu, maju, dan berbudaya," katanya pada acara pengukuhan yang berlangsung di aula SMK 1 Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Dia mengemukakan bahwa guru penggerak sebagai pemimpin kegiatan pembelajaran semestinya dapat mengembangkan cara-cara pengajaran baru yang lebih baik.

Selain itu, dia menekankan pentingnya para guru penggerak terus meningkatkan kompetensi guna meningkatkan kualitas pembelajaran serta mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah.

Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Nusa Tenggara Barat Drs. Suka menjelaskan bahwa program pendidikan guru penggerak (PGP) merupakan bagian dari upaya pemerintah mewujudkan guru yang berdaya dan memberdayakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan proses hasil belajar peserta didik.

"Program PGP diselenggarakan dalam rangka memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogik kepada guru," katanya.

Selain itu, ia melanjutkan, melalui program tersebut para guru diharapkan dapat menggerakkan komunitas belajar di dalam maupun di luar sekolah serta menjadi pemimpin kegiatan pendidikan yang menghadirkan rasa nyaman dan bahagia bagi peserta didik.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan PGP sebagian besar berupa praktik kerja di sekolah.

"70 persen kegiatan dilakukan dalam bentuk on the job training, di mana guru sebagai peserta PGP tetap bertugas mengajar dan menggerakkan komunitas di sekolah," katanya.

Selain itu, ia melanjutkan, ada kegiatan belajar bersama rekan sejawat (20 persen) dan pembelajaran bersama dengan nara sumber atau instruktur, fasilitator, dan pendamping (10 persen).